Galeri

Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu, Imam Mahdi

Satria Pilihan Mahkota Pelangi

Lukisan Alam

Fatamorgana

Satria Pilihan Mahkota Pelangi

  • Dari kisah Sabdo Palon

  • Dari kisah Uga Wangsit Siliwangi

  • Dari kisah Joyoboyo

  • Dari kisah Ronggo Warsito

  • Dari kisah Kepercayaan Hindu

  • Dari kisah kepercayaan Budha

  • Dari kisah kepercayaan Kristen

  • Dari kisah Baginda Rasulullah

  • Dari kisah Nostradamus

  • Dari kisah Suku Maya Suku Aztec

  • Dari kisah berbagai kearifan adat istiadat budaya diseluruh dunia

Seantero jagat ini, DIA yang dikisah-kisah yang dicari-cari itu masih DIA, DIA-lah Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu, Imam Mahdi yang mempunyai ciri :

  • Dikepalanya memancarkan Cahaya, Cakra Mahkota, Mahkota Pelangi,

  • Bila berucap seciduh metu saucap nyata, kecepatan mustajab ucapan nyatanya 7x dari kecepatan ucapan nyata “Sipahit Lidah”,

  • Memiliki Pedang Saifi Angin,

  • Mampu berjalan di air,

  • Mampu terbang di langit,

  • Berjanggut,

  • Memegang Trisula Weda,

  • Ratu yang Adil Makmur Merata,

  • Raja yang Arif Bijaksana,

  • Muncul dari arah Timur menuju ke Barat,

  • DIA hadir Tidak Berupa Tidak Berbentuk Tidak Bersuara tapi ADA,

  • Memiliki Pasukan Yang tidak Kasat Mata,

  • Menguasai Halimunan bisa membelah tubuh menjadi 999,

  • Mampu Hologram menembus dinding yang tebalnya setebal Alam Semesta ini,

  • DIA bisa Lebih lugu, bodoh dan beruntung lagi dari Pak Belalang, Wak Labu, Pak Lebai Malang, Pak Pandir, Kang Kabayan, Mamak Kelampayan, Abu Nawas,

  • DIA suka membersihkan Alam dengan Sapu Jagat nya,

  • Mampu membelah dada Insan dengan Al Abror nya,

  • Menjadi Pemimpin Pasukan Panji Hitam, dengan Panji Candra nya,

  • Kehadirannya berdampak kepada Perubahan Alam, Alam tunduk taat patuh kepada-Nya,

  • Bangkit dari Alam, dengan Sabda Alam, besar bersama Alam,

  • Mampu Mangku Langitdekat dengan Malaikat Azazil,

Bisa berbicara berdialog kepada seluruh makhluk hidup, Mengerti Bahasa Hewan, Mengerti Bahasa Tumbuh-tumbuhan, Mengerti segala Bahasa, Mengerti Bahasa Isyarat, Faham dengan Bahasa Hati, sekali berucap “Allah” gemetar seluruh Isi Alam Semesta.

Semoga Bermanfaat, bila ada kata ataupun kalimat yang kurang berkenan di hati, kurang lebihnya kami mohon maaf, Silahkan ditambahkan, sesuai dengan keyaqinan kepercayaan masing-masing.

Pak Belalang (Bag. 15)

Kisah “Pak Belalang” “Iblis” dan “Pohon Mangga”

Doeloe aku gak kenal siapa itu Iblis,,
Eh rupanya iblis itu aku sendiri,,

Aku mulai bergumul bercengkarama bercinta dengan iblis,,
Eh rupanya aku sudah menjadi iblis bagi yang lainnya,,

Setelah aku mengenal Iblis,, aku mulai berupaya sedikit demi sedikit menjauhinya,,
Eh rupanya iblis gak kemana-mana dia ada disekitarku,, berupaya membujukku,, merayuku,, menghinaku,, membodohiku,, iri dengki kepadaku,, mengkhianatiku,, dendam kesumat kepadaku,, gak pernah puas kepadaku,, melemahkanku,, memiskinkanku,,

Akhirnya aku mulai memerangi iblis,,
Eh rupanya aku gak pernah menang,, kalah mulu,,

Tiap-tiap kali aku dikalahkan iblis,,
Aku selalu menangis,, dan mulai mengadukan nasib sama “pohon mangga”,,

Ketika aku mengadukan nasib sama pohon mangga,,
dijawab,, Ah baru begitu saja engkau sudah mengeluh,, giliran ada masalah engkau baru ingat kepadaKU,, giliran lagi senang engkau lupa kepadaKU,, lagian,, iblis kau ajak perang,, kalau mau ngajak iblis perang minimal punya senjata yang pelurunya kalibernya sekali tembak bisa meleburkan alam semesta ini,, ini sudah senjatamu bambu runcing,, yang engkau lawan Predator,, keh keh keh,,

Jadi aku harus bagaimana dong ngga??!! pantesan kalah mulu,,
Udah gak usah banyak tanya,, engkau jalani saja nanti juga engkau faham,, ini senjatanya ini pelurunya,, sebagai bekalmu diperjalanan,,

Nah ini dia,, kenapa gak dari doeloe ngga ngga,,
Eitss,, jangan senang doeloe,, lawanmu bukan predator lagi,, lawanmu sekarang adalah embah nya predator,, embah itu sama punya senjata dan peluru yang kaya lu juga,, tutt,, tutt.. tutt..

Nah,,, gawattt,, sepertinya.. abis quota,,
keh keh keh,,
kalau begitu saya permisi mau kebelakang,, keh keh keh,,

Pak Belalang (Bag. 14)

Pak Belalang dan Pohon Rambutan
Pohon Rambutan depan rumah mengadukan nasibnya pada Pak Belalang,,
 
“aku tidak minum berbulan bulan tapi aku tetap hidup,,
sedangkan engkau, 3 hari tidak minum engkau bisa mati,,”
 
“aku mampu memberikan oksigen di bumi untuk kehidupan sekalian makhluk,,
sedangkan engkau selama 30 menit saja tanpa oksigen engkau bisa mati,,”
 
“aku selalu senantiasa bersabar tabah tawakkal ikhlas ridho tawaddu selalu mengambil hikmah dari segala sesuatu walau tanpa adanya air bagiku,,
sedangkan engkau akan selalu senantiasa mencari-cari air bahkan bisa saling bunuh membunuh hanya karena air,,”
 
“aku beribadah diberikan kesempatan yang lama prosesnya mulai dari tunas sampai gugurnya daun,,
sedangkan engkau dalam hitungan detik selalu diberikan kesempatan untuk beribadah,,”
 
“aku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa bersama angin api dan tanah agar air turut bersamaku,,
keh keh keh,,
banyak kali cakap kau,, bilang saja dari awal bahwa engkau butuh air,,
pak belalangpun mendadak pergi ke gentong ambil air segayung,,”
keh keh keh,,
Terima kasih ya ucap Pak Belalang,,”
 
“harusnya aku yang lebih berterima kasih kepadamu ucap Pohon Rambutan,,
keh keh keh,,
“Subhannallahu walhamdulillah wala illahaillallahu wallahu akbar”
Mari kita sama-sama ber-Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Nikmat yang telah Tuhan Yang Maha Esa berikan kepada kita,,”

Umat Muslim Bagai “Buih Dilautan”

Dibeberapa negara ada pasangan muda mudi yang tidak mau menikah dan punya anak, maunya sex bebas tidak pakai married-married, wanitanya tidak mau hamil dan mereka tidak ingin punya anak, kalaupun ingin punya anak dengan cara adopsi anak, intinya sex adalah hanya sebuah kebutuhan, bila kebutuhan sex tersalurkan, hidup sudah merasa cukup bahagia, itu bagi mereka, artinya pola hidup seperti itu tujuannya tidak mau meneruskan keturunan secara berkelanjutan, usia produktif 15-64 tahun, secara matematis selama 30 tahun kedepan populasi wilayah tersebut akan berkurang, mereka tidak punya keturunan, setelah 30 tahun akhirnya mereka-mereka yang doyan sex bebas banyak masuk kubur karena ulah sendiri, umur kematian menjadi semakin singkat 50-60 tahun sudah pada end, akibatnya populasi negara tersebut mandeg, enak tuh wilayah negara akan terasa lebih luas karena penduduknya lebih sedikit, isinya hanya orang-orang jenius tingkat tinggi, keh keh keh, tapi bila negara tersebut di datangi oleh imigran, dimasuki umat lainnya yang doyan punya bini doyan punya anak, apa lagi doyan punya bini lebih dari satu keh keh keh, secara matematis populasi umat tertentu, umat yang doyan punya bini doyan punya anak hidup dinegara tersebut akan meningkat sekitar 40 – 60 % di masa 30 tahun yang akan datang, selanjutnya mereka-mereka tersebut bisa menjadi kaum mayoritas, secara matematis imigran tersebut menguasai wilayah sekitar 40 – 60 %.
 
Dilain sisi ada dibeberapa negara ada laki-laki yang pingin punya bini lebih dari satu, sampai undang-undang di wilayah tersebut mulai diseruduk sana sini, alasan kemanusiaan, kesejahteraan wanitalah kesejahteraan anaklah, padahal inti tujuannya penyaluran sex juga, laki-laki ini jelas ingin punya bini lebih dari satu, bininya juga pingin di nikahi, biar sah menurut hukum agama tertentu, laki-laki tersebut pingin juga punya anak keturunan dari bini-bininya, usia produktif 15-64 thn, secara matematis selama 30 tahun kedepan populasi negara tersebut akan semakin membludak, sekitar lebih banyak 30% dari 30 tahun sebelumnya, itu dari hasil satu bini, keh keh keh kalo empat bininya produktif semua, populasi manusia akan mengalami peningkatan 120%, 30 tahun yang akan datang wilayah negara tersebut akan semakin sempit runyam bin rudat.
Tapi mau bagaimana lagi, memang sudah dari sononya dikisahkan begitu, bahwa akan ada sebuah umat agama tertentu yang disuatu masa nanti umatnya banyak, saking banyaknya mereka bagai buih di lautan.
Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Iblis dan Manusia Super

Banyak ragam manusia yang sangat dibenci oleh Iblis, diantaranya adalah “Manusia Super”. Mengapa dikatakan Manusia Super, karena Manusia tersebut mampu membuat suatu Hasil Daya Karya Cipta yang selalu dikenang sepanjang masa dan menjadi panutan bagi para pembacanya, pengkajinya, penikmatnya, dan generasi penerusnya, Hasil dari karyanya inilah yang membuat dia menjadi Super, mampu melebihi dari kelebihan rata-rata yang ada pada manusia-manusia lainnya.

Untuk menjadi Manusia Super tersebut, maka teruslah berkarya sampai membuahkan hasil,  walau taruhannya sedikit demi sedikit warna rambut berubah, yang tadinya rambut hitam berubah menjadi putih, umur pun bertambah dan dimakan oleh waktu, Sebelum terlambat dan masih ada kesempatan, Alangkah baiknya bila kita membuat suatu karya yang mana hasil karya itu suatu saat nanti akan di kenang di kenal di jadikan bahan rujukan oleh generasi-generasi setelah generasi kita yang sekarang ini.

Dalam hal penciptaan ini, hinaan cacian makian, sudah biasa dalam berkarya, Tuhan Yang Maha Esa pun dalam Menciptakan Nabi Adam AS banyak halangan dan rintangan terutama yang sangat mencolok adalah Penciptaan itu ditentang oleh Malaikat Azzazil.
Albert Einstein dimasa dia sedang berkarya menciptakan rumus E=MC² banyak halangan dan rintangan, bahkan di juluk-i orang gila oleh orang-orang di sekitarnya.
Setelah Einstein meninggal, hasil karyanya berguna bermanfaat bagi khalayak ramai . bahkan di jadikan bahan acuan, bahan referensi, bahan kajian, bahan riset diteruskan diteliti dikembangkan sehingga menjadi karya yang berguna bagi yang membutuhkannya, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain.

Tak ada yang tak mungkin, semua kemungkinan masih bisa terjadi, asalkan kita benar-benar bersungguh-sungguh mau merubah nya :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada DIRI mereka” QS 13:11

Sebelum mengambil langkah-langkah selanjutnya , alangkah baiknya ditelusuri dahulu kebenarannya, yakin itu benar, barulah bertindak, beraksi, mulai berkarya, dan meneruskannya.

Kenapa suatu hasil karya cipta wangi-nya tidak hilang hingga ratusan Tahun? Kenapa bisa di kenang sepanjang masa bagai lagu-lagu kenangan lagu-lagu nostalgia yang menggugah hati dan perasaan? Karena dalam perjuangannya, dalam proses berkaryanya sebanding dengan ujian-ujian yang di laluinya, hasil karyanya pun menjadi mengkilap semerbak mewangi sepanjang jaman, selalu dikenang dan dirindukan, istilah anak mudanya “ngangenin” keh keh keh,,.

Kenapa banyak di uji, kenapa banyak yang tidak menyukai, kenapa banyak yang memfitnah menistakan menghina mencaci memaki ?? karena IBLIS mengetahui bahwa hasil karya tersebut suatu saat nanti akan bernilai berharga. kalau hasil karya tersebut berhasil, iblis kena dampak 2 kali, ekstra kerja keras dari seperti biasanya, pertama mengurusi pencipta karyanya, kedua mengurusi para penikmat hasil-hasil karya ciptanya, istilahnya kena nya double, masa sedang memproses karya cipta dan masa sesudah wafat yang menciptanya, maksud iblis, keinginannya kalaulah hasil karya itu dapat digagalkanya sudah barang tentu selanjutnya iblis tidak terlalu repot mengurusi untuk menjerumuskan HATI manusia, kenapa bisa terjadi demikian, karena manusia-manusianya sudah menjadi para pengikutnya iblis, manusianya yang menjadi sibuk, iblisnya yang ongkang-ongkang kaki di istana kerajaannya.

Kalau bisa buatlah suatu hasil daya cipta karya yang bisa membuat iblis membencimu sampai 7 turunan, keh keh keh, kalau bisa sih sampai 7 milliar turunan iblis menghardik mengumpat si Manusia Super ini, perkaranya apa, dikarenakan gara-gara hasil karya tersebut menjadi sangat berharga dan menjadi panutan bagi kaum-kaum sesudahnya, dan seterusnya.

Apakah iblis itu tidak merasa lelah mempengaruhi mengurusi menguji manusia, jawabnya lelah, sungguh lelah, kalau istilah anak mudanya, capek pake banget, keh keh keh,, Keinginannya iblis yang sebenar-benarnya, kalau bisa seluruh ummat manusia di bumi ini kesurufan semua, iblisnya tinggal memantau saja dari kejauhan di istananya dan menunggu laporan-laporan dari bawahannya mengenai tingkah pola si pulan, si pulan si pulan dan si pulan, setelah mendapatkan laporan dari pada bawahan-bawahannya ternyata hasilnya “owh good good good”, ternyata masih pada kesurufan, dari sini bisa dinyatakan bahwa hasil karya iblis pun berhasil sukses.

Mari kita memulai membuat suatu karya cipta, semoga berhasil, demikianlah artikel yang berjudul Iblis dan Manusia Super ini, semoga barokah manfaat.

 

Awal Kejadian Manusia Dan Takdirnya

Awal Kejadian Manusia

 

Awal kejadian manusia terjadi di Alam Ruh. Alam sebelum terlahir ke dunia yang sekarang kita alami ini, pada alam itu, semua Ruh berjanji, dan ini menjadi titik awal dari perjanjian kita, Awal Perjanjian, disebut juga dengan Kitab Perjanjian, dan ini merupakan Wahyu yang pertama kali diturunkan langsung dari Allah Ta’ala tanpa melalui Sang Perantara yaitu Malaikat Zibril, Perjanjian Awal itu terdapat pada kalimat:

“Alastu birabbikum qouluu bala syahidna”, Artinya: Bukankah aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.

“wa-idz akhadza rabbuka min banii aadama min zhuhuurihim dzurriyyatahum wa-asyhadahum ‘alaa anfusihim alastu birobbikum qouluu balaa syahidnaa an taquuluu yawma alqiyaamati innaa kunnaa ‘an haadzaa ghaafiliina”, (QS.Al A’raf :172)

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke Esaan Tuhan)”. (QS.Al A’raf :172)

 

Proses Kejadian Manusia

“Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai asma’aul husna, bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS. Al Hasyr :24)

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud Ra, dia berkata: ”Rasulullah Saw telah bersabda kepada kami :

“Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam Rahim Ibu selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (40 hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu 40 hari juga, lalu di utuslah seorang malaikat (Malaikat Arham) kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan Ruh padanya dan ia di perintahkan menulis empat kalimat : Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya ataupun keberuntungannya. Maka demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada di antara kamu yang melakukan amalan penduduk syurga dan amalan itu mendekatkannya ke syurga sehingga jarak antara dia dan syurga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah di tetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena takdir yang telah di tetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dari ucapan Rasulullah Saw di atas sudah jelas dan nyata kepada kita bahwasanya adalah membicarakan tentang “takdir” yang meliputi kepada beberapa macam inti dari permasalahan ini, yaitu tentang ketentuan rizki, ajal, amal dan kebahagiaan atau siksaan yang akan di peroleh nanti setelah hari penghisaban atau perhitungan di laksanakan untuk menuju semacam kehidupan yang kekal dan abadi, sebagaimana yang telah di tentukan Allah Swt.

Perkembangan masalah ini di mulai dari beberapa fase, manusia berasal secara umum dan berdasarkan pada syari’at adalah sebagaimana telah di sebutkan Rasulullah Saw pada hadist di atas, yakni dari bercampurnya air mani dari manusia dewasa yang berdasarkan perpaduan dua insan yang berlainan jenis yang berhubungan dengan penuh Rasa Cinta Kasih Sayang, yang telah di nikahkan secara syah, karena yang kita bicarakan di sini adalah manusia muslim atau yang meningkat kepada yang lebih beriman, lalu selanjutnya menjadi segumpal darah terus lagi menjelma menjadi segumpal daging yang proses kelanjutannya adalah secara pembesaran dan perkembangan secara alami seperti yang telah di gariskan oleh Allah Swt dalam awal program penciptaan bumi dan langit beserta isinya sekalian alam ini dengan jangka waktu dalam suatu riwayat adalah di nyatakan selama 40 hari proses masing-masing tahapan perkembangannya asal kejadian ini.

Setelah berbentuk menjadi wujud yang di namakan dengan manusia menjelang terbentuknya menjadi sempurna bentuknya mengalami 3 (tiga) fase, yaitu penggambaran secara bentuk garis-garis atau sketsa yang lebih di kenal dalam islam namanya adalah Taswir dengan waktu proses dalam tahap ini adalah selama 42 (empat puluh dua) hari, selanjutnya masuk pada fase kedua yaitu membuat atau membentuk bagian-bagian batang tubuh yang di namakan dengan Al-Khalq baru tahap terakhir pembentukan jasmani ini adalah menyempurnakan kejadiannya sebagaimana bayi, kanak-kanak dan dewasa.

Selanjutnya penyelesaian atau finishing dari proses di atas adalah di tiupkannya ruh kedalam jasmani atau tubuh yang terbentuk tadi dan tentu saja melalui proses juga, yakni ruh dan jasad atau jasmani mempunyai keterkaitan satu sama lain baik dalam keadaan maupun waktu yang terdiri dari sewaktu jasad dalam rahim ruh ini sudah di mulai ada hanya saja lemah dengan kegunaannya sebagai membantu proses perkembangan pembentukan batang tubuh yang mana pada saat itu adalah di dominasi oleh unsur kehidupan dari ibunya dalam mendongkrak proses pembentukan jasad ini, selanjutnya proses ini seiring sejalan dengan pembentukan jasad hingga lahir, seterusnya setelah lahir di dunia batang tubuh atau jasad ini di dominasi oleh kekuatan jasad atau jasmani yang kian besar kian sempurna dan hubungan kedua jenis ini di sesuaikan dengan kebutuhan kehidupan jasad atau raga.

Setelah menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan jangka waktu yang telah di tentukan oleh Allah Swt selanjutnya jasmani mengalami proses penuaan, dari terlahir menjadi anak-anak, menjadi dewasa, menjadi tua, selanjutnya kematian, dan Ruh berpindah ke alam barzakh, pada tahap ini jasad lanjut proses pengembalian ke asalnya alias hancur lebur kembali ke semula jadi, dari Tanah kembali ke tanah, dari Air kembali ke air, dari Api kembali ke api, dari Udara kembali ke udara, semuanya kembali ke asalnya masing-masing, sementara Ruh tetap menunggu proses ketentuan dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta hingga tiba Hari Kebangkitan.

“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah,Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS. Al Isra : 85)

 

Takdir Manusia

Setelah kehidupan akhirat di mulai setelah proses verbal secara hukum atas segala perbuatan manusia selama di dunia dalam hal kebaikan dan keburukan, maka saat inilah keduanya bersatu lagi dan hubungan antara ruh dan jasad pada tahap inilah yang terkuat dan yang akan mengalami pembalasan atas apa-apa yang telah di lakukan dahulu selama menjalani kehidupan di dunia yang berfungsi sebagai jembatan untuk seleksi kehidupan kekal abadi nanti.

Terdapat 4 kategori takdir atas Ruh dan Jasad adalah sebagai berikut :
  • Takdir saabiq, yaitu penulisan takdir bagi seluruh makhluk di lauhul mahfudz dengan beribu-ribu tahun sebelum penciptaan bumi dan langit beserta ISInya.

  • Takdir umri, yaitu penulisan takdir bagi janin yang terlaksana ketika janin berusia 4 (empat) bulan dalam rahim.

  • Takdir sanawi, yaitu penulisan takdir bagi seluruh makhluk setiap tahunnya pada malam Lailatul Qodr di bulan Ramadhan.

  • Takdir yaum, yaitu penulisan terhadap setiap kejadian berlaku setiap harinya.

 
Dalam empat kategori tingkatan atau pembagian takdir ini ada memungkinkan terjadi perubahan kecuali pada jenis Takdir saabiq.
 
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)”, (QS.Ar-Rad:39)
 
Takdir atau ketetapan dari Allah Swt yang telah di buat, sama sekali bukanlah suatu pemaksaan kecuali pada kategori 1 (satu) di atas, karena Allah Swt ada sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim pada segala sesuatu ciptaan dan Allah Swt lebih tahu terhadap apa-apa yang pantas mendapatkan perubahan atas takdir-Nya, apakah itu pada hal yang baik atau pun yang buruk, Dialah yang menentukan dengan dasar perbuatan makhluk-Nya serta atas permohonan makhluk- Nya.
 

“Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan”. (QS. Al-Mu’min: 60).

“Barangsiapa yang berdo’a kepada-ku, pasti akan ku-kabulkan, dan siapa yang memohon kepada-ku, pasti akan ku-beri, dan siapa yang mohon ampun kepada-ku pasti akan ku ampuni”. (HR.Bukhari, Muslim, Maliki, Tirmidzi )

 
Efek beriman kepada takdir ini adalah dapat menimbulkan rasa takut yang luar biasa kepada Allah Swt bagi manusia yang benar-benar beriman dan menimbulkan semangat dalam beribadah serta beristiqamah dengan segala amalannya guna mencapai keridhoan dari Allah Swt, hal ini membuka peluang kepada hidayah dan karunia-Nya dalam ketentuan takdir, beriman kepada takdir juga bukan suatu alasan untuk menyandingkannya dengan perbuatan maksiat atau kemungkaran serta bermalas-malasan hanya karena adanya ampunan rahmat dari Allah Swt, resikonya menyangkut pada ketentuan takdir juga.
 
Keadaan hati orang yang beriman selalu ada di antara dua keadaan yaitu selalu khawatir atas apa yang tertulis baginya dan mengkhawatirkan tentang apa yang terjadi di saat akhir hidupnya. Allah Swt maha sempurna dalam menciptakan hamba-Nya dengan berbagai macam keadaan,  di antaranya adalah ada hamba-Nya yang mati dengan atau secara khusnul khotimah yang merupakan karunia-Nya semata, ada yang su’ul khatimah yaitu hamba yang selalu mengisi kehidupnya dengan kejahatan dan keingkaran ini adalah merupakan tindak keadilan-Nya dalam melaksanakan proses hukum yang sangat dan maha bijaksana, manusia pada jenis su’ul atau jahat ini bisa jadi pada hakikatnya tersimpan di dalam hatinya berupa kejahatan-kejahatan yang secara lahir dan bathin pada akhir kehidupannya.
 
“Sesungguhnya sangat sedikit dari manusia itu yang bersyukur”
 
“Salam Semesta Alam”

Misteri Telapak Kaki Raksasa

Di dekat kota Mpaluzi (Afrika Selatan) dihebohkan dengan penemuan telapak kaki manusia, yang berukuran panjang sekitar 4 feet (121,92 cm).

Kehebohan itu, semakin berlabjut setelah mengetahui umur dari telapak kaki tersebut, yang diperkirakan telah berusia sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Sumber : consciouslifenews.com

 

Era Mesozoikum

Berdasarkan ilmu geologi, masa 200 juta tahun yang lalu disebut era Mesozoikum (65 juta – 251 juta tahun yang lalu).

Era Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua secara perlahan mengalami pergeseran, saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini.

Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk. Pada akhir era Mesozoikum, bumi mulai dihuni makhluk-makhluk mamalia.

Jejak kaki Nabi Adam ?

Muncul berbagai spekulasi atas penemuan jejak kaki di Afrika Selatan ini. Mungkinkah jejak tersebut adalah jejak Nabi Adam, yang disebut-sebut di dalam Al Qur’an sebagai manusia pertama.

Untuk menjawab itu, kita bisa memulai dengan mengetahui berapa sesungguhnya tinggi manusia, yang jejaknya di temukan di Afrika Selatan itu.

Berdasarkan penelitian, ukuran telapak kaki manusia, secara normal adalah 15% dari ukuran tingginya. Dengan berdasarkan penelitian ini, bisa kita ambil kesimpulan, bahwa tinggi manusia 200 juta tahun tersebut sekitar 812,8 centi meter atau 8,128 meter.

Hasil ini memberi bukti, jejak kaki ini bukanlah jejak kaki manusia generasi Nabi Adam. Hal ini dikarenakan berdasarkan hadits, tinggi Nabi Adam lebih dari 8 meter.

Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari Vol.IV No.543).  Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.

Misteri Jejak Kaki

Misteri jejak kaki di Afrika Selatan ini, bisa memunculkan beberapa kemungkinan :

1. Jejak kaki tersebut, adalah jejak kaki Bangsa Nisnas, yang merupakan makhluk berakal sebelum era Nabi Adam di Bumi. Keberadaan makhluk ini dikarenakan bumi sendiri, masih belum siap di tinggali manusia.

2. Jejak kaki tersebut, adalah jejak kaki bani Adam. Muncul pertanyaan, bagaimana tinggi generasi Nabi Adam yang 30 meter, ketika di bumi berubah menjadi 8 meter ?

Yang mendukung teori ini, akan ber-dalil bahwa Tinggi Adam 30 meter itu, adalah ukuran tubuhnya ketika di Jannah. Sementara ketika diturunkan di bumi, struktur tubuhnya beradaptasi dengan keadaan atmosfir dan gravitasi bumi.

Dan ketika Bani Adam, hidup di Surga, maka tubuh manusia akan di modifikasi ke bentuk awalnya, yaitu setinggi 60 hasta.

Sebagaimana hadits :

“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk surga seperti rembulan yang bersinar di malam purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang di langit, mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak membuang ludah, tidak beringus, istri-istri mereka adalah para bidadari, mereka semua dalam satu perangai, rupa mereka semua seperti rupa ayah mereka Nabi Adam, yang tingginya 60 hasta menjulang ke langit” (HR Al-Bukhari 3327)

3. Bagi yang meyakini, bumi lebih dari satu akan berpendapat, jejak kaki itu adalah Bani Adam, yaitu merupakan keturunan dari Adam yang berada di bumi yang lain.

Dan jarak antara Bani Adam itu, dengan Nabi Adam, sangat lama mungkin mencapai milliaran tahun. Jadi wajar jika kemudian, manusia yang menjadi penghuni bumi yang ada di tata surya kita ini, memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi.

Adapun dalil, yang mereka gunakan adalah pendapat dari Ibnu Abbas ra.

Di riwayatkan oleh Al Hakim di Mustadrok (3781) dan darinya Al Baihaqi di Asma was Shifat (831)

Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Ya’qub Atsaqofi, bercerita kepada kami ‘Ubaid bin Ghonaam An Nakho’i menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hakiim, bercerita kepada kami Syariik, dari ‘Atho bin Saaib, dari Abi Dhuha, dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata:

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.) beliau berkata: tujuh buah bumi, pada setiap bumi nabi seperti nabi kalian, dan Adam seperti Adam, Nuh seperti Nuh, Ibrahim seperti Ibrahim, ‘Isa seperti ‘Isa.

4. Ada juga pendapat yang mempercayai jejak kaki tersebut hanyalah rekayasa belaka, atau paling juga hanya jejak hewan purbakala yang mirip dengan telapak kaki manusia.

Kelompok ini lebih percaya kepada hasil penelitian ahli purbakala yang meng-indikasikan kemunculan manusia modern, terjadi pada sekitar 200.000 tahun yang lalu. Selain itu, pendapat para ahli purbakala ini, juga didukung dari hasil penelusuran DNA, yang menyimpulkan ibu dari seluruh manusia yang ada sekarang, berasal dari masa sekitar 145.000 tahun yang silam.

Dalam masalah manusia raksasa, mereka meyakini hanyalah bentuk dari pengecualian belaka, dan menurut mereka dari masa 200.000 tahun yang silam, sampai sekarang, tinggi manusia tidaklah berubah secara signifikan, sebagaimana temuan ahli purbakala.

Berkenaan dengan hadits Rasulullah, tentang Nabi Adam yang memiliki tinggi 30 meter, menurut mereka adalah bentuk tubuh manusia nanti apabila di surga, jadi tidak ada kaitannya dengan kehidupan manusia di dunia fana.

Wallahu a’lamu bishshawab,,

sumber : kanzunqalam.com

Syair Nusantara

Dengan penuh semangat cinta kasih

Aku mulai berjalan sendiri

Di tengah padang rumput yang menari

Tak dapat ku bayangkan betapa indahnya perjalanan ini

Dengan bersusah payah aku menapaki

Jalan berliku nan licin ini

Tak lelah berjalan terkadang berlari

Mencapai titik perpaduan diri

Dengan segala daya upayaku masuki

Mahligai indah dambaan hati

Duhai Kekasih nan setia menanti

Sambutlah kedatanganku ini

Selamat datang Sang Pujaan hati

Dekaplah diri ini

Betapa ku merindukan

Belaian lembut kasih sayangmu

Di nusa antara pertemuan 3 lautan ini

Tempat kita memadu kasih

Tanpa ada yang mengusik kesyahduan

Dua insan nan berlindung dalam qolbi

Inilah awal dari buah kasih sayang

Perpaduan dua insan yang terhanyut asmara

Katakanlah betapa aku merindukanmu

Ucapkanlah betapa aku mencintaimu

 

Ajaran Leluhur Nusantara

“Bismillah”

Ajaran Leluhur Nusantara di awali dari Nabi Adam AS turun temurun diajarkan kepada turunannya, diturunkan kepada Nabi Sits AS di ajarkan pula kepada Nabi Idris AS di turunkan kepada Nabi Nuh AS diturunkan kepada anak-anaknya “Sam” “Ham” dan “Yafith”, Sam diajarkan ilmu tentang ke rasulan, Ham di ajarkan tentang sosial politik hukum keamanan obat-obatan ilmu-ilmu pertukangan, dari keturunan Ham ini lah banyak yang menjadi sebagai pengabdi pembantu keturunan Sam dan Yafith, pada keturunan Yafith diturunkan ilmu tentang kerajaan, dari turunan Nabi Nuh AS ini Ajaran Leluhur Nusantara tersebut turun kepada Nabi Ibrahim AS dan seterusya.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujuraat : 13.)

Kita sudah banyak yang tahu, awal dari manusia berasal dari bapaknya manusia, tuan kita Nabi Adam AS dan dari Ibunya manusia Bunda kita Siti Hawa, dari sinilah awalnya kisah makhluk hidup yang bernama manusia, dari beliau berdua lahirlah kita semua.

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, Maka yang diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Q.S Al Maidah : 27)

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.” (Q.S Al Maidah : 28)

“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.” (Q.S Al Maidah : 29)

“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu di bunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi”. (Q.S Al Maidah : 30)

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: “Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.” (Q.S Al Maidah : 31)

Tetapi dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyangnya.

Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta Siti Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan perempuan.

Dikarenakan suatu hal yang genting, hingga akhirnya dari anak laki-lakinya dan anak perempuannya dikawinkan dengan cara kawin silang antar saudara, dari mereka tersebut diperintahkan untuk mengisi masing-masing negeri yang masih kosong.

  • Satu anaknya beserta pasangannya mendiami daratan Afrika.

  • Satu lagi anaknya beserta pasangannya mendiami daratan Arabia.
  • Yang satu lagi anaknya beserta istrinya mendiami daratan Asia (tanah jawa).

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sits AS ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.

Beliau inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah JAWA ini.

Sebagai seorang Nabi beliau selalu mengemban tugas untuk saling memperingatkan kaumnya  satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi rezeki dan mempersembahkan qurbannya “hanya” untuk Allah SWT sebagai tanda wujud syukur atas ketaqwaannya sebagai pemimpin di tanah jawa ini, pada era nabi Adam AS, Qabil dan Habil sudah diajarkan tentang berqurban, kisah ini di ikuti dan di turunkan secara turun temurun oleh anak-anaknya yang lain, terutama nabi sits yang mengamalkan memegang teguh ajaran turun temurun ini, sehingga nanti ajaran berqurban ini sampai turun temurun kepada nabi Ibrahim AS, yang apabila di rangkai bagaikan untaian mutiara yang berkilauan.

Selain dari pada itu, sifatnya Nabi Sits AS yang lembut, sopan santun dan berilmu tinggi serta diberikan kecerdasan yang sangat luar biasa oleh Allah SWT menjadikan beliau ini menghasilkan hal-hal yang bersifat baru dan bertekhnologi sangat tinggi dan akurat untuk kurun waktu / masa saat itu.

Hal ini ditandai dengan penemuannya tentang caranya bertani bercocok tanam yang baik dengan memperhatikan musim yang bersandarkan pada perhitungan bintang (Falak), pembuatan tempat persembahan berbentuk Piramida untuk Tuhannya (baik berupa binatang maupun hasil bumi) maupun bagaimana memproses tanah (logam) menjadi sebuah benda yang dapat dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari (Nujum).

Inilah sebagian keistimewaan Nabi Sits AS yang kita ketahui dengan kelemah-lembutannya, kepekaan sosialnya yang tinggi serta kecerdasannya yang luar biasa, sering mendapatkan ilmu sirr ilmu rahasia tentang alam semesta, sehingga akhirnya sama penduduknya digambarkan sebagai seorang “SEMAR” SAMAR SIRR RAHASIA

Kata ini di ambil dari kata “samiri” yang artinya samar-samar / kasat mata karena beliau sehari-hari laku lampah perbuatannya hanya beribadah bertaqwa kepada Tuhannya. Tiada laku hidupnya yang macam-macam, hanya semata-mata untuk dipersembahkan kepada Tuhannya saja.

Dari sinilah beliau banyak mengolah kajian demi kajian merubah dan menemukan meneliti bahan yang ada berupa emas, perak, tembaga, logam dan semua perhiasan maupun hasil bumi yang melimpah di bumi jawa  ini, hal ini dijadikan beliau sebagai bahan kajian saja, hanya sebagai “sarana” saja untuk menuju ketakwaan kepada Tuhannya.

Dilain sisi, dengan kecerdasannya yang sangat tinggi itu banyak melahirkan bangunan kota modern yang tersistematis dengan desa-desa beserta irigasinya yang tertata rapi serta tata kota pemerintahan berada dipusatnya (epicentrum).

Inilah negeri yang selama ini disebut sebagai negeri Atlantis yang telah hilang itu (Arysio Santos – The Lost Continent Finally Found).

Negeri kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur tak pernah lelah melambai-lambai memanggil ibu pertiwi, negeri peradaban dunia yang banyak dicari orang selama ini.

Bukti bahwasanya kita adalah  negeri yang sangat tinggi ditandai dengan kebudayaannya yang beraneka warna, beragam bahasa, beragam adat istiadat, beragam suku yang membaur dalam balutan sang “Merah Putih”, bahkan akhir-akhir ini banyak ditemukannya situs purbakala Gunung Padang, candi-candi diantaranya candi Borobudur, dan situs-situs megalitikum lainnya yang banyak di temukan oleh para ilmuwan di nusantara ini, nusantara yang merupakan Negeri kemerdekaan untuk semua umat, Negeri yang cinta damai.

Tetapi seiring dengan perkembangan waktu di negeri Atlantis ini, sang keseimbangan alam “Raksasa” (Gunung Toba dan Gunung Krakatau) mulai menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya sudah waktunya untuk meletus. Nabi Sits menyampaikan berita kurang bagus ini kepada penduduknya.

Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri Atlantis menuju negeri asing lainnya.

Hingga “saat” itu benar-benar terjadi yaitu dengan meletusnya gunung Toba yang konon diameter kawahnya sekitar 50 km meledak, mendesak magma ke segala arah lalu meledakkan gunung Krakatau juga dan membumi hanguskan semua yang ada disekitarnya, membuat dunia gelap gulita selama 100 tahun lamanya serta mencairkan lapisan es yang menutupi daratan yang sekarang disebut benua Eropa itu.

Begitu juga air laut-pun naik hingga mencapai 200 meter ! menenggelamkan lembah-lembah pertanian yang subur dulu menjadi sebuah lautan.

Seiring berakhirnya masa “Banjir” bandang sedunia itu maka para khalifah yang baru inipun mulai berpencar ke seantero daratan yang “baru” seperti bumi eropa, amerika, arabia  maupun afrika.

Dinegeri baru  inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada penduduk lokal sebagai rasa sumbangasihnya terhadap daratan yang baru dihuninya.

Berhubung mereka ini termasuk umatnya yang paling cerdas maka lambat laun mulai ramailah peradaban baru di tanah yang baru ini. Tapi mereka juga tak luput menceritakan asal usul tanah kelahirannya yang nun jauh di seberang dalam berbagai ragam kisah yang unik yang termaktub dalam berbagai kitab para nabi-nabi / pujangga sesudahnya.

Wallaahu Alam Bishshowab,,

Jadi seandainya seluruh penduduk dunia ini disuruh tinggal di bumi Nusantara ini maka mereka akan “betah” dan merasa tidak asing, mengapa ? jawabnya ya karena sebetulnya Indonesia terutama tanah jawa ini merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk seluruh umatnya Nabi Adam AS.

Kalaupun ada yang mengklaim bahwasanya Bani Israel itu adanya hanya di negeri Arab, itu juga nggak salah, karena nenek moyang kita juga menyebar kesana. Tapi kalau kita minder dan merasa sebagai bangsa yang terbelakang maka jawabannya nanti dulu,,

Karena kitalah sesungguhnya RAS yang paling UNGGUL diseluruh dunia ini.

Kadang dengan kecerdasan kita yang Masya Allah menjadikan kita saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. membakar ego, saling beradu mulut, adu gengsi, dan seterusnya. Dan tidak akan di ketemukan di negeri mana pun di muka bumi ini kecuali Indonesia.

Itulah ciri negeri para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum negeri-negeri “Teknologi” maupun negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di bumi ini, sehingga secara turun temurun sampailah kepada para penerusnya.

Ajaran Leluhur dari Nabi Adam AS melalui Nabi Sits sampailah kepada Nabi Ibrahim AS

Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung-gunung.

Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi.
Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : ora jowo berarti tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun,
Menurut mitologi jawa yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan ILMU KEJAWEN. Sejatinya Ilmu Kejawen adalah Ilmu Akhlaq yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Alqur’an dengan BAHASA ASLI (ARAB), dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.

Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama-sama belajar Ilmu Kejawen kepada Guru Janabadra dan mengembangkan Ilmu Kejawen ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing-masing, di India mereka namakan Ajaran Hindu, di Cina mereka namakan Ajaran Budha, dan di timur tengah Islam, dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha ,Injil dan Alqur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM AS, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa-bangsa selain ARAB. sedangkan dalam bahasa Ibrani ABRAHAM., sehingga ini terkadang merupakan peristiwa sejarah yang seharusnya diceritakan secara benar. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.

Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim AS untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).

Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim AS berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).

Jadikan semua perbedaan yang ada ini sebagai satu kekuatan nasional yang dahsyat untuk membangun jati diri bangsa ini menggapai mercusuar dunia yang tidak lama lagi ada dihadapan kita. ingatlah wahai kaum bani jawi! dulu kamu pernah jaya. Kini ibumu Keturah telah memanggilmu.
Baiklah aku mengalah, dengarkan lagi ceritaku sekedar usaha menyadarkan, wahai bani jawi, carilah tentang siapa dirimu? dari mana kamu berasal? ini semua aku lakukan agar kamu teringat kembali akan asal-usulmu, aku menangis meraung-meraung melihat kamu tertidur bagaikan mayat, ya bagaikan mayat berjalan.
Bangunlah dari tidurmu, jika kamu bangun aku percaya kamu akan ingat akan “hirup” dan “ngahuripkeun” tali Allah, itulah keadaanmu dulu mengemban amanah leluhur kita Nabi Ibrahim AS, itulah janjimu “hidup” di dunia ini, jika keadaanmu telah “hidup” kamu akan seperti nama ibumu Keturah yang selalu harum mewangi selamanya.

WASIAT RAHASIA NABI IBRAHIM AS

Nabi Ibrahim AS Bapak Tauhid Bapak para nabi, mempunyai 3 (tiga) istri yaitu Siti Sarah, Siti Hajar dan Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Siti Sarah melahirkan Nabi Ishak AS (Isaac), Siti Hajar (Hagar) melahirkan Nabi Ismail AS (Ishmael) dan Siti Keturah melahirkan 6 (enam) orang anak yaitu Zimran, Jakshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah.
“Now the sons of Keturah, Abraham’s wife:she bare Zimran, and Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah. And the sons of Jokshan; Sheba, and Dedan.” (Genesis 1:32)

Silsilah  Bani Jawi

Dari istri Siti Keturah lahir bani jawi, agama jawi adalah agama Nabi Ibrahim AS dan dari sinilah kelak akan lahir SP/RA/al-mahdi.
Fitnah telah terjadi terhadap istri-istri nabi Ibrahim AS, hanya Siti Sarah saja yang disebut istri, sedangkan Siti Hajar dan Siti Keturah disebut gundik. Rahasia terbuka, ternyata Siti Hajar yang difitnah sebagai budak ternyata adalah putri Raja yang dihadiahkan kepada Nabi Ibrahim AS, untuk menebus rasa bersalah Raja ketika berkali-kali ingin memperkosa Siti Sarah semasa Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah dalam tahanan. Dengan kuasa Allah SWT setiap kali Raja datang hendak berbuat yang tidak sewajarnya memperkosa Siti Sarah, perbuatannya selalu terhalang secara aneh berkat doa Nabi Ibrahim AS. Dari situlah baru Raja tersadar bahwa Nabi Ibrahim AS bukanlah orang sembarangan, beliau orang suci yang harus dihormati. Akibat rasa bersalah yang teramat sangat maka bukan saja membebaskan kedua-duanya tetapi malah menghadiahkan kepada mereka dengan seorang perempuan muda yang tertutup wajahnya sebagai “kifarat” dan hadiah kepada Nabi Ibrahim AS. Rahasia perempuan muda ini terbongkar ketika berjalan pulang dimana Nabi Ibrahim AS membuka tutup kepala perempuan itu sambil mempertanyakan asal-usulnya. Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah mendengar pengakuan bahwa dia adalah anak perempuan Raja, dia seorang putri Raja agung. Tersentuh hati Nabi Ibrahim sambil berucap rasa syukur kepada Allah SWT yang hendak berkehendak menjaga keturunan sebaik-baiknya.
Jadi keturunan Nabi Ibrahim AS yang bernama Nabi Ismail AS yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah keturunan raja dari raja yang agung yang pengaruhnya melewati Anatolia dan Kanaan ketika itu (Raja Firaun ini berbeda dengan Firaun pada jaman Nabi Musa AS, karena Raja Firaun ini hidup lebih lama dari Ramses II karena sejaman dengan Nabi Ibrahim AS).
Pada jaman Nabi Ibrahim AS tidak ada bangsa yang disebut sebagai Yahudi dan sesungguhnya Nabi Ibrahim AS bukanlah seorang Yahudi, beliau berasal dari satu kaum purba yang sejaman dengan bangsa Hittites yang telah raib dan bangsa misteri di mesir (Raja Firaun tadi) yang mungkin mewarisi rahasia piramid  dan teknologi canggih zaman itu kepada bangsa Qibti yang menjadi pemerintah setelah itu termasuk Ramses II di jaman Nabi Musa AS.

“Wahai ahli-ahli kitab! mengapa kamu berani berbantah-bantahan tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berfikir? (QS ; Ali Imran 65-68)

Beginilah kamu, kamu ini bantah-bantahan tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-sekali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musrik.

Siapakah istri ke-3 yang bernama Siti Keturah yang melahirkan bangsa Mala? atau bani Jawi?
Didalam mitologi jawa, diceritakan bahwa salah satu leluhur bangsa sunda (jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda yang bermukim di Gunung Mahera.
(Mala itu artinya gunung? bukankah Walwatika dan saelendra juga yang dimaksud adalah orang-orang gunung? ia ada dimana? ada di tanah nusantara ini?)
.
Kitab al-kamil fial tarikh karya ibnu athir, menyatakan bahwa bani jawi (bangsa sunda, jawa, melayu sumatera, bugis, dsb) adalah keturunan Nabi Ibrahim AS
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim AS semakin nyata ketika baru-baru ini penelitian prof. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mendapatkan data bahwa di dalam DNA melayu terdapat 27% variant mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-semetik). Variant mediterranaen sendiri terdapat juga dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim AS yang lain seperti pada bangsa arab dan bani israil.
BRAHMA ADALAH NABI IBRAHIM AS? . mitos brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di nusantara boleh jadi merupakan peristiwa sejarah yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim AS untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristri Siti Qanturah (Qatura/Keturah) yang kelak akan menjadi leluhur bani jawi.
Nabi Ibrahim AS berasal dari bangsa ibriyah atau ‘abara yang berarti menyebrang, nama Ibrahim merupakan asal dari nama brahma. Beberapa fakta :

Nabi Ibrahim AS memiliki istri bernama Sarah, sementara brahma pasangannya bernama Saraswati.
-Nabi Ibrahim AS hampir mengorbankan anak sulungnya Ismail, sementara brahma terhadap anak sulungnya atharva.
-brahma perlambang monotheisme yaitu TAUHID keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa (brhaman), sementara itu Nabi Ibrahim AS adalah rosul yang mengajarkan ke-ESA-an Allah.
-Nabi Ibrahim AS mendirikan baitullah (ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara brahma membangun rumah tuhan agar tuhan di ingat di sana.

Suku jawa sudah sejak dulu menganut monotheisme seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau sangkan paraning dumadi. Selain suku jawa pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat sunda kuno. hal ini bisa kita jumpai pada keyakinan sunda wiwitan mereka meyakini adanya Allah Yang Maha Kuasa yang dilambangkan dengan ucapan bahasa “nu ngersakeun” atau disebut juga Sang Hyang Keresa.
Adalah wajar mayoritas bani jawi menerima islam sebagai penyempurna ajaran monotheisme (TAUHID) yang dibawa leluhur Nabi Ibrahim AS.

Kita telusuri bait 28 kitab Musarar Jayabaya
“Prabu tusing waliyullah, kadhatone pan kalih, ing mekah ingkang satunggal, tanah jawi kang sawiji”
(raja utusan waliyullah berkedaton dua di mekah yg pertama, tanah jawi yg satu)

Mungkin cucu cicit gadis misteri Kuturah ini tadi ada di situ? Bangsa Keturah telah bersatu di tanah jawa di tanah yang dijanjikan “the land of the east”. Akan tetapi apakah mereka masih teringat akan amanat Nabi Ibrahim AS.?
Ajaran Nabi Ibrahim AS janganlah dilupakan, bangsa ini telah lupa ingatan,!
wahai bani jawi cobalah ingat-ingat lagi amanah wasiat terahasia Nabi Ibrahim AS, dengarkan !
saat detik-detik Nabi Ibrahim AS akan menutup mata terakhir! Beliau mengumpulkan anak-anak Siti Keturah.
“Abraham took another wife, whose name was Keturah.She bore him Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak and Shuah.Jokshan was the father of Sheba and Dedan; the descendants of Dedan were the Asshurites, the Letushites and the Leummites.The sons of Midian were Ephah, Epher, Hanoch, Abida and Eldaah. All these were descendants of Keturah.” (Genesis 25:1-4) 

Nabi Ibrahim AS pun memanggil anak-anaknya dari Siti Keturah, zimra, jukshan, madyan, ishbak, medan dan shuah pun mengelilingi ayahanda yang sudah sepuh. Mereka semua sudah melewati usia remaja dan tumbuh sebagai anak-anak yang kuat dan cerdas menuruni kehebatan bapak mereka serta sifat tenang Siti Keturah wanita misteri dari timur. Nabi Ibrahim AS berpesan kepada mereka suatu PESAN YANG TERAMAT PENTING. kelihatan satu persatu air mata mengalir ke pipi pada wajah anak-anaknya.

Nabi Ibrahim AS menjelang menunggu dijemput oleh malaikat maut, terkenang akan masa lalu yang telah ia lalui, dalam hati Nabi Ibrahim AS amat bersyukur kepada Allah SWT karena memberikan anugerah yang berlimpah ruah selepas kehamilan Siti Sarah istri pertama yang sekian lama tidak melahirkan anak dan nyaris dianggap mandul,

“Dia (istrinya) berkata, Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib”

(QS Hud :72).

Ketenangan lebih terasa di wajah Nabi Ibrahim AS setelah Siti Sarah tidak lagi menunjukkan perasaan cemburu kepada Siti Hajar dan anaknya Ismail. Semua misi dan perintah Allah SWT telah dijalankan dengan tabah dan bijaksana, seperti berjalan melintasi empayar/empire/kerajaan Raja Firaun kuno (Allah SWT menakdirkan beliau bertemu dengan istri keduanya yaitu Siti Hajar), perdebatan dengan raja Namrud (nimrod), peristiwa di bakar api besar, peristiwa hijrahnya siti Hajar dengan Nabi Ismail AS serta perintah mengorbankan anaknya.
Di saat-saat ajal sudah dekat, Allah SWT pun mewahyukan kepadanya untuk melaksanakan satu misi penting sebelum menutup mata di dunia fana ini. SATU MISI TERAHASIA yang hanya terungkap dalam munuskrip kuno yang dicari-cari, yang keberadaannya masih disembunyikan tersembunyi.

“Jika itu yang Allah SWT perintahkan kepada ayahanda, kami sanggup melaksanakan, semoga Allah SWT memberkati kita semua dengan rahmat dan kasih sayang-Nya” 

Nabi Ibrahim AS tersentak dari lamunannya takkala mendengar seorang anaknya berkata demikian. Lega hati Nabi Ibrahim AS demi mendengar kata-kata anak-anaknya, satu persatu menyatakan KESANGGUPANNYA melaksanakan perintah Allah SWT, maka Nabi Ibrahim AS pun bangkit dari tempat duduknya. Beliau kelihatan MENGAMBIL SESUATU anak-anaknya berpandangan satu sama lainnya. APA YG INGIN DILAKUKAN OLEH AYAHANDA MEREKA?

“Abraham left everything he owned to Isaac.But while he was still living, he gave gifts to the sons of his wife and sent them away from his son Isaac to the land of the east” (Genesis 25:5-6)

Nabi Ibrahim AS pun MEMBERIKAN SESUATU yang amat BERHARGA kepada anak-anaknya, SESUATU YANG MENJADI RAHASIA KEPADA KETURUNAN SITI KETURAH. KUNCI-KUNCI RAHASIA PERMATA-EMAS atau MEWARISKAN PUSAKA (KERIS) juga sebagai tanda menunjukkan mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim AS “patriach” bertaraf rasul yang bergelar kekasih Allah SWT. RAHASIA YANG DICARI-CARI DIBURU DAN DI IDAM-IDAMKAN KAWAN DAN LAWAN.

Musarar Jayabaya (asmarandana) no.10.
Ecis wesi udharati, ing tembe ana maulana, pan cucu rasul jatine, alunga mring tanah jawa, nggawa ecis punika, kinarya dhuwung puniku, dadi punden bekel jawa”

(senjata pusaka keris berguna untuk mengatasi masalah, kelak kemudian hari ada maulana, masih cucu rasul yang mengembara sampai ke pulau jawa membawa pusaka tersebut kelak menjadi cikal bakal tanah jawa)

“…sent them away from his son Isaac to the land of the east.” (Genesis 25:6 New International Version)

Maka mereka anak-anak Siti Keturah bergerak ke arah timur,
melintasi padang pasir dan kota-kota Akkadia-Babilon, di suatu tempat mereka pun berhenti dan membincangkan sesuatu, melaksanakan perintah Allah SWT yang diwariskan oleh ayahanda mereka dibaca kembali satu persatu. mereka pun berdiskusi dan kelihatannya mereka berpencar menjadi dua.

Diatas adalah petikan dari kitab kejadian dan kitab injil yang merupakan penyimpanan rahasia terbesar berkenaan satu bangsa yang bergerak ke timur dunia bagi pengembangan keturunan manusia seperti yang diperintahkan Allah SWT.
Bangsa terahasia inilah yang merupakan PEMEGANG RAHASIA AKHIR JAMAN, SEKALIGUS YANG MENJADI SUMBER ALTER TERAHASIA BANGSA MISTERI.

Apakah yang dimaksud ALTER?
alter (kemampuan spritual luar biasa yang menakjubkan) selalu tersembunyi dibelakang personaliti utama yang membayang-banyangi alter-alter tersembunyi di belakang personaliti utama yang membayangi alter-alter tadi. tetapi apabila subyek berada dalam keadaan tertentu dimana personaliti utama tidak mampu menangani, alter ini akan tiba-tiba muncul dan bereaksi (menakjubkan), maka subyek tadi akan berubah menjadi alter lain berbeda dari alter utama (personaliti utama). Alter inilah yang tersembunyi didalam setiap orang bani jawi YANG KENAL DIRINYA, ASAL USULNYA DAN SIAPA DIRINYA YANG SEBENARNYA?

Kini mereka keturunan Siti Keturah telah sampai ditempat yang dimaksud, mereka bertemu kembali dan berpeluk-pelukan dan merayakan kemenangannya telah menemukan benua yang dijanjikan. Kerena kelelahan mereka tertidur panjang, istirahat dengan lelapnya. tanpa ada yang mengganggu. bangsa yang hilang tetap tersembunyi. AJARAN NABI IBRAHIM AS MAKIN BANYAK DILUPAKAN, TIADA SIAPA LAGI YG MENGETAHUI TENTANG TUHAN YANG MAHA ESA.

Akan tetapi generasi bangsa jawi yang tumbuh tetap mencari Tuhan di tanah Jawi, datanglah Hindu, Budha, Islam, telah menemui sesuatu yang hilang sejak ribuan tahun silam, mengingatkan wahyu warisan dari ayahanda nabi Ibrahim AS, maka tidak heran kalau masyarakat Indonesia menerima islam karena nenek moyang kita mengajarkan Monothisme. Kemudian datang ujian, datang imperalis Portugis, Belanda, Inggris, Nusantara sebagai bangsa Mala yang dulunya bersatu telah cerai berai terbelah belah.

Dalam bait Uga Wangsit Siliwangi:”Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.”

  • ”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omong­an, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti: bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.”

Mangan ora mangan asal kumpul katanya setelah di jajah oleh imperalis, menjadi bangsa yang tidak bersemangat. Layu.
Dimanakah alter terahasia bangsa jawi? dimana?
Bangsa terbaik, agama terbaik, apabila bangsa ini menghayati agama sendiri, maka akan terangkatlah ALTER TERAHASIA BANGSA JAWI.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS Al Hujuraat : 13.)

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS Ar-Ra’d: 11)

“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman” (QS.Ar-Ra’d :18)

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (QS.Ar-Ra’d :19)

“(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian ” (QS.Ar-Ra’d :20)

“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do`a (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka” (QS Ar-Ra’d :14)

”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” QS Al-Baqarah(2):213

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu” QS AL-Maaidah(5):48

Bila kita semua mau menata kembali tatanan yang sudah dirusak oleh sekelompok orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan bersama-sama menegakkan KEBENARAN dengan KESADARAN yang penuh TANGGUNGJAWAB, menyusun kembali dan menjalankan mengamalkan dengan sebenar-benarnya Ajaran Leluhur Nabi Ibrahim AS bin Azar (Terah) bin Nahor bin Serug bin Rehu bin Falikh bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad (mempunyai anak Iram, Amu, Kursyum dari Iram mempunyai anak Nabi Hud AS, dari Amu mempunyai anak Tsamud bin Hadzir bin ‘Ubayd bin Masih bin Asif bin Ubaid bin Nabi Shalih AS) bin Saam bin Nabi Nuh AS bin Lamak (Lamech) bin Matusyalah (Mathuselah) bin Akhnukh (Enoch atau Nabi Idris AS) bin Yarid (Jared) bin Mahla’il (Mahalaleel) bin Qinan (Cainan) bin Anusy (Enos) bin Nabi Syits (Seth) bin Nabi Adam AS, yang berlandaskan hukum Ilahi, hidup selaras menjaga kelestarian alam, digunakan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat, menjaga toleransi sesama umat, hidup saling membutuhkan berkesinambungan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, tiada yang tidak mungkin yang terjadi, semua bisa terjadi, dan tidak ada yang sia-sia dijadikan. Siapa lagi yang akan merubah diri kita selain diri kita itu sendiri yang mau merubahnya.

SALAM SAUDARA

Pasukan Panji Hitam

Siapakah Pasukan Panji Hitam yang dipimpin oleh Sang Pemimpin Akhir Jaman, Imam Mahdi, Sang Pemimpin Bersorban Biru, The Man From The East itu? Bila kita berbicara tentang Pasukan Panji Hitam, tentu pasukan itu sangat berkaitan erat dengan Sang Pemimpin Akhir Jaman Imam Mahdi, mari kita kaji bersama.

Di antara hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah tersebut adalah sebagai berikut:

Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang meraih kemenangan (karena berada) di atas kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”

Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.”

Pasukan Panji Hitam, Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir Thaifah Mansurah yang dijanjikan

Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.”

Riwayat tersebut menjelaskan bahwa di akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah adalah mereka yang bergabung dengan Imam Mahdi untuk memerangi musuh-musuh Islam, dimana Dajjal adalah salah satu yang akan dikalahkan oleh kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah mereka yang bersama Imam Mahdi, sedang mereka yang menolak Imam Mahdi adalah munafik (hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’). Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada Imam Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka dalam beberapa riwayat yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Panji Hitam (Ashabu Rayati Suud dari Khurasan).

Bila kita, membicarakan kemunculan Imam Mahdi, kita tidak bisa terlepas dari membicarakan satu kelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai pasukan panji hitam (Ashabu Rayati Suud / The Black Banner). Kelompok ini memiliki beberapa ciri khusus yang akan lebih memudahkan bagi seseorang untuk mengenalinya. Meskipun demikian, tidak mudah bagi seseorang untuk menjustifikasi kelompok tertentu bahwa mereka adalah Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud. Sebab ciri-ciri tersebut juga banyak dimiliki oleh banyak manusia dan kelompok, sedang riwayat yang menunjukkan asal keberadaan mereka dari (Khurasan) merupakan sebuah wilayah luas yang dihuni oleh banyak manusia.

Siapakah sebenarnya Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud yang kelak menjadi pendukung Imam Mahdi ? Benarkah riwayat yang membicarakan kemunculan kelompok ini ?

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai berikut

□      “Akan keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Imam Mahdi.”

□      “Dari Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya (Baitul Maqdis).”

□      “Akan keluar manusia dari Timur yang akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Imam Mahdi.”

Namun riwayat-riwayat tersebut memiliki cacat dari sisi sanad dan periwayatannya. Sedangkan riwayat tentang Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud yang sampai pada derajat hasan adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Tsauban :

“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian Rosulullah SAW menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas salju, karena dia adalah khalifah Allah Imam Mahdi.

Riwayat tersebut tidak banyak menjelaskan ciri-ciri fisik tertentu secara detail sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat lainnya. Tentang maksud perbendaharaan dalam riwayat tersebut Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka’bah. Akan ada tiga orang putera khalifah yang berperang di sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Imam Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur.

Zaman Kemunculan Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud

Berdasar riwayat Tsauban di atas, kemunculan Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud adalah di saat kemunculan Imam Mahdi. Riwayat tersebut mengisyaratkan bahwa keberadaan Pasukan Panji Hitam Ashabu rayati Suud dan embrionya sudah muncul jauh-jauh hari sebelum kemunculan Imam Mahdi. Sebab, kemunculan sebuah kelompok yang kelak mewakili satu-satunya kelompok paling haq di antara kelompok umat Islam yang ada jelas tidak mungkin muncul dengan sepintas saja, sim salabim abrakadabra. Keberadaan mereka sudah ada dan embrio mereka terus tumbuh di tengah kerasnya kecamuk perang dan deru debu mesiu. Ciri khas mereka dalam riwayat di atas – memiliki kemampuan membunuh lawan yang tidak pernah dimiliki oleh kaum sebelumnya – menggambarkan betapa dahsyatnya daya tempur dan strategi militer yang mereka punyai. Riwayat ini juga mengisyaratkan bahwa aktivitas mereka sebelum kemunculan Imam Mahdi adalah perang dan pembunuhan, hal yang menjadi ciri khas thaifah manshurah di akhir zaman.

Riwayat Tsauban di atas juga mengisyaratkan bahwa kemunculan Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud dari Khurasan ini terjadi di saat kematian seorang raja Saudi yang dilanjutkan dengan pertikaian tiga putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah.

Dalam hal ini, banyak analisa menyebutkan bahwa boleh jadi kondisi itu akan segera menjadi realita demi melihat apa yang saat ini terjadi di Saudi. Seorang Tony Khater analis politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah khususnya Arab Saudi, telah secara konsisten menyebutkan tentang terpecahnya pemerintahan Arab Saudi menjadi empat kelompok sebelum wafatnya Raja Fahd, seakan-akan kelompok-kelompok itu mempunyai pemerintahannya sendiri-sendiri, yaitu pemerintahan Putra Mahkota Pangeran Abdullah, pemerintahan Pangeran Nayef, pemerintahan Pangeran Sultan, dan pemerintahan Pangeran Salman. Dengan wafatnya Raja Fahd, lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia 80 tahun naik menjadi raja, maka di bawahnya terdapat tiga pangeran dengan pemerintahannya sendiri-sendiri yang bersiap-siap menggantikannya ketika ia wafat nanti, yaitu Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman.

Bagaimana bila ini terjadi, akankah ia menjadi tanda kemunculan Imam Mahdi dan menjadi tanda keluarnya Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud? Lalu siapakah kelompok yang layak untuk disebut sebagai Pasukan Panji Hitam Ashabu rayati Suud, kelompok Thaifah Manshurah akhir zaman yang dijanjikan?

Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud akan muncul dari timur Khurasan, benarkah mereka Thaliban dan Al-Qaeda ?

Kemunculan salah satu laskar kaum militan fundamental di wilayah Khurasan (Afghanistan, Iraq dll) yang dikenal dengan Thaliban dan Al-Qaeda memunculkan pertanyaan, benarkah mereka adalah calon Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud yang dijanjikan? Pasalnya, kelompok ini adalah satu-satunya kaum militan muslim yang paling ditakuti oleh barat karena kehebatan tempur mereka, juga karena cita-cita mereka yang radikal, mendirikan negara Islam dari ujung Asia Tenggara hingga barat Maroko. Mereka adalah muslim fundamental yang paling kuat melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di Madinah pada masa Rasulullah saw. Merekalah satu-satunya kelompok yang paling mendekati gambaran kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya; beriman, hijrah, perang, mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua kewajiban tanpa terkecuali, mendapat boikot dan kecaman internasional, mendapat ujian paling berat dan menyatakan keimanannya, dikepung oleh pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam realita kehidupan mereka.

Beberapa analis pemerhati hadits-hadits menduga, bahwa merekalah yang lebih layak untuk menyandang gelar kehormatan itu sesuai dengan beratnya ujian keimanan yang mereka hadapi.

Dalam hal ini, terlepas dari tepat atau melesetnya dugaan-dugaan tersebut, ada hal lain yang lebih penting untuk dipahami oleh seorang muslim berkaitan dengan dua kelompok fundamental ini. Setiap muslim hendaknya berhati-hati untuk tidak menjatuhkan vonis tertentu pada kelompok-kelompok yang secara lahir memiliki stigma dan citra negatif dari musuh-musuh Islam, bahkan dari kalangan umat Islam sendiri, bahwa hal itu bukan berarti keadaan mereka adalah sebagaimana tuduhan itu. Merupakan sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam dari bangsa barat memiliki dendam dan kebencian kepada setiap muslim yang memegang teguh agama mereka. Dalam hal ini, kelompok Thaliban dan Al-Qaeda yang sangat komitmen menegakkan semua bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya sangat wajar bila dibenci oleh musuh-musuhnya. Termasuk sebagian kaum muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda bangsa barat tentang “kekejian dan kejahatan” Thaliban terhadap manusia.

Tanpa bermaksud memastikan apakah Thaliban merupakan termasuk kelompok Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayatis Suud, yang pasti bahwa memberikan tuduhan jahat dan keji yang belum tentu demikian kenyataannya merupakan kejahatan tersendiri.

Namun demikian bahwasanya Thaliban dan Al-Qaeda memiliki ciri-ciri yang banyak kemiripannya dengan kelompok Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud, yang jelas memastikan secara haqqul yakin bahwa mereka adalah Pasukan Panji Hitam Ashabu Rayati Suud termasuk sikap tergesa-gesa.

Bisa jadi Pasukan Panji Hitam itu ada di mana-mana, bisa terjadi kapan saja, bisa jadi salah satu di dalam Pasukan Panji Hitam adalah anda.

Siapakah Sang Imam Akhir Jaman Imam Mahdi The Man From The East? Mari kita kaji bersama mengenai perkara-perkara yang disebut oleh Nostradamus.

1. Akan muncul A New World Religion.

Kemunculan satu kuasa baru dunia berteraskan agama telah disebut secara nyata oleh Rasulullah SAW di dalam beberapa hadits. Di antaranya: Sabda Rasulullah SAW:

”Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi umat ini (Islam) pada awal setiap seratus tahun seorang mujaddid yang bakal membaharu (menghidupkan) urusan agamanya.” (Riwayat Abu Daud, Al Hakim, Al Baihaqi, Al Iraqi, Ibnu Hajar Al Asqalani)

Imam As Sayuti berkata: Para penghafal hadits sepakat mengatakan hadits ini sahih, Kita kini berada di awal kurun Hijriyah ke-15, yaitu 1437 Hijriyah. Mengikut tafsiran ulama, yang dikatakan awal kurun itu ialah 1/4 yang pertama. Artinya kita kini berada di awal kurun. Sebagaimana janji Allah melalui lidah Rasulullah SAW ini, pastilah akan lahir seorang pemimpin yang akan menghidupkan siar serta perjuangan Islam di zaman ini. Kebetulan pula kini kita melangkah ke alaf ke-3 Masehi dan berada di awal tahun 2000. Dalam sebuah hadits yang lain, bersabda Rasulullah SAW:

“Telah berlaku zaman kenabian ke atas kamu, maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlakulah zaman kekhalifahan (Khulafa’-ur-Rasyidin) yang berjalan seperti zaman kenabian. Maka berlakulah zaman itu sepertimana yang Allah kehendaki.Kemudian Allah mengangkatnya lalu berlakulah zaman pemerintahan yang menggigit (zaman fitnah). Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula. Kemudian berlakulah zaman penindasan dan penzaliman (zaman pemerintahan diktator) dan kemudian berlakulah zaman itu sepertimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan (zaman Imam Mahdi dan Isa as) yang berjalan di atas cara hidup zaman kenabian. Kemudian baginda diam.” (Riwayat Ahmad)

Secara umum apabila kita meneliti sejarah, zaman kenabian, zaman Khulafa’-ur-Rasyidin, zaman fitnah (pemerintah telah rusak sedang rakyat masih baik), zaman diktator (penjajahan Yahudi) dan kini adalah giliran zaman seperti zaman kenabian itu berulang kembali. Inilah yang dimaksudkan sebagai A New World Religion oleh Nostradamus.

2. Dipimpin oleh seorang yang dikenali dengan panggilan The Man from The East.

Kebangkitan yang dimaksudkan itu akan dipimpin oleh seorang pemimpin dari Timur sebagai pencetusnya. Di dalam beberapa hadits disebutkan berkenaan pemimpin dari Timur itu :

1. Daripada Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW sambil memegang tangan Sayidina Ali ra; berkata:

“Akan keluar dari sulbi ini seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu menyakini demikian itu hendaklah bersama Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji Imam Mahdi.” (Hadis riwayat At Tabrani)

2. Dari Tsauban ra dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW,

“Akan datang Panji-Panji Hitam (kekuasaan) dari sebelah Timur, seolah-olah hati mereka (pendukung-pendukung) bagaikan kepingan-kepingan besi (berjiwa berani). Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbai’atlah kepada mereka sekalipun harus merangkak di atas salju

3. Dia muncul dari negeri yang terletak di pertemuan tiga buah laut.

Negara Timur tempat perjuangan pemimpin tersebut terletak di pertemuan tiga buah laut. Siapa saja yang merasakan kedudukan mereka terancam akan membuat kajian dan menyusun strategi untuk menyelamatkan diri. Sementara pula umat beragama yang telah mengetahui tentang kebangkitan Islam di akhir zaman. Memang Timur itu tidak ditentukan di manakah negaranya melalui hadits. Ini adalah kajian pihak musuh, akhirnya mereka berpendapat negara tersebut terletak dalam lingkungan tiga buah laut di sebelah Timur. Mereka mencari negeri yang ada sifat demikian dan di negeri-negeri berkenaan, dengan mereka menjalankan kekejaman mementingkan kepentingan sendiri, memperkaya diri dalam pemerintahan, Korupsi yang merajalela, sebagimana mereka mulai memadamkan kalimah Ilahi dengan berbagai cara. Dengan berbuat demikian, mereka berharap dapat menghalang kebangkitan Islam untuk yang kedua kalinya dari kawasan yang telah disebutkan itu. Sebab itulah wilayah-wilayah di Indonesia sejak dahulu menjadi sasaran utama mereka kerana mereka yakin dari sanalah akan bangkitnya “The Man from The East” itu. Selain itu, mereka turut membina pangkalan militer (pusat operasi) di beberapa negara seperti di Filipina, Singapura Australia. Filipina adalah pusat operasi bagi kaum Nasrani manakala Singapura pula adalah pusat operasi bagi Zionis Yahudi. Dari kedua-dua tempat itulah mereka memantau seluruh Asia Tenggara ini, terutamanya Indonesia kerana dipercayai oleh mereka Pemuda Bani Tamim itu berasal dan berkembang di Indonesia. Itulah bukti kuat kepercayaan para pendeta Yahudi dan Nasrani terhadap kemunculan Pemuda Bani Tamim dan Imam Mahdi itu serta kawasan di mana mereka berdua akan dibangkitkan. Mereka mengawasi dengan cara atas nama perdagangan, hubungan politik, ekonomi, pertahanan, keamanan dan sebagainya sehingga tidak kelihatan niat yang sebenarnya.

4. Kemunculannya menggemparkan Timur dan Barat.

Semua manusia di seluruh dunia akan terkejut besar dengan perlantikannya sebagai pemimpin manusia di Timur. Pernyataan ini disebutkan oleh Nostradamus dengan tegas dalam buku ramalannya. Ketika itu, kebanyakan urusan perniagaan akan terhenti atau lumpuh seketika sebelum pulih di negara-negara lain. Di negara tempat beliau zahir itu, ekonominya akan lumpuh terus dan hapus lalu beliau gantikan dengan sistem ekonomi Islam yang lebih adil dan sangat stabil. Sistem ekonomi Islam yang beliau canangkan nanti akan turut menggemparkan seluruh para ahli ekonomi dan para tokoh perdagangan di seluruh dunia. Sistem ekonomi Islam beliau menyebabkan sistem kapitalis, sosialis dan sebagainya itu akan hancur, lumpuh . Akhirnya, sistem ekonomi Islam yang beliau canangkan itu nantinya yang akan berkembang pesat dan meruntuhkan seluruh sistem ekonomi yang pernah ada di dunia. Perkara ini termasuk dalam sifat keadilan yang dibawa oleh pemimpin tersebut. Kedatangannya memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelum ini dipenuhi oleh kezaliman. Dari Ibnu Mas’ud RA, katanya,

“Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila diperlihatkan mereka, maka kedua mata Rosulullah SAW dilinangi air mata dan wajah baginda berubah. Aku pun bertanya, “Mengapakah kami melihat pada wajah Tuan sesuatu yang tidak kami sukai?” Rosulullah menjawab, “Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dahsyat suatu hari nanti, sehingga datanglah suatu kaum dari Timur yang membawa bersama-sama mereka Panji-panji Hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, maka mereka pun berjuang dan memperoleh kejayaan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerima sehingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan seperti bumi ini dipenuhi dengan bergelimang kedustaan sebelumnya. Barang siapa yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka, walaupun harus terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya dia adalah Imam Mahdi.” (Riwayat Ibnu Majah)

Keadilan yang ditegakkan itu secara menyeluruh meliputi setiap aspek hukum politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Sabda Rosulullah SAW,”Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali ra) seorang pemuda yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji Imam Mahdi.” (Riwayat At-Tabrani).

5. Ketika muncul, dia memakai sorban biru (The Blue Turban).

Oleh karena Sang Pemimpin tersebut adalah seorang pejuang Islam yang amat cinta kepada Rasulullah SAW, pastilah segala sunnah Rasul itu diperjuangkannya. Tidak mungkin seorang pejuang Islam tidak bersorban seperti Rasulullah SAW. Disebutkan tentang warna sorban, sebenarnya banyak hadits yang menyebutkan tentang sorban Sang Pemimpin ini, secara khusus ataupun secara umum (merangkum seluruh pengikut-pengikutnya). Khususnya di dalam kitab Jamiussoghir karangan Imam As Sayuti. Ketika kemunculannya hanya dia seorang yang memakai sorban berwarna biru di dunia ini. Namun begitu, ini sudah cukup menjadi bukti bahwa hanya beliaulah yang sanggup memakai sorban biru. Ulama lain ketika itu, terutamanya ulama fiqh, sudah tidak sanggup lagi meletakkan sorban di atas kepala sebagai pakaian sehari-hari, apa lagi untuk memakai sorban yang berwarna biru atau hijau. Terasa berat pernyataan dari Nostradamus ini merujuk kepada pemakaian sorban berwarna biru ketika Pemuda Bani Tamim ini mendapat kekuasaan di dunia sebelah Timur itu. Maknanya, sorban warna biru itu dipakainya ketika beliau mula-mula mendapat kuasa di negeri sebelah Timur dan mula-mula diberikan bai’at oleh sekalian manusia. Mungkin begitulah yang dimaksudkan sorban biru oleh Nostradamus.

6. Dia merayakan hari Kamis sebagai hari istimewa bagi dirinya.

Ini suatu yang tidak lazim bagi kebanyakan umat Islam ketika itu, di seluruh dunia termasuk oleh para ulamanya. Maksudnya di sini ialah, hari Kamis malam Jumat. Malam yang lazimnya orang-orang Islam membaca Surah Yasin selesai sembahyang Maghrib di masjid, di surau atau di rumah. Beliau menjadikannya istimewa karena pada malam Jumat itulah beliau akan memperbanyak zikir, doa dan sebagainya seolah-olah bagai orang yang menyambut malam itu adalah malam terakhir dari kehidupan. Dan begitu juga bagi para solihin dan wali-wali sejak zaman para sahabat, hingga zaman sekarang ini, mereka menjadikan hari Kamis malam Jumat sebagai suatu hari raya dan malam memperbanyak amal dan taqarrub kepada Allah Ta’ala. Yang seperti ini hanya mampu dilakukan oleh para wali Allah dan orang-orang soleh saja. Mereka menyambutnya dengan penuh kegembiraan, semangat baru untuk melipatgandakan amal ibadah kepada Allah Ta’ala. Inilah yang dimaksud apa  yang dikatakan oleh tokoh peramal Barat yang terkenal, Nostradamus itu, dengan kenyataan bahwa, beliau menjadikan hari Kamis sebagai hari istimewa bagi dirinya. Maksudnya di sini juga, umat Islam ketika itu sudah semakin jauh meninggalkan ajaran agamanya sendiri, sehingga hari Kamis malam Jumat yang mulia itupun sudah dianggap hari-hari yang biasa seperti hari-hari dan malam-malam lainnya. Tahun yang disebut yaitu tahun Masehi 2000 M. Sebagai orang-orang yang beriman, yang menjadikan Al quran Sunnah dan hadits sebagai pegangan sehari-harinya sudah seharusnya kita peka dengan perkara ini. Kesadaran akan Allah, Dalam berjalan, makan, minum, tidur, diam Ingat Allah, penuhi jiwa dengan iman dan taqwa, serta berusahalah untuk mendapatkan pimpinan dari Sang Pemimpin yang dimaksudkan itu. Sabda Rosulullah SAW,

”Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Barang siapa yang mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbai’atlah kepada Imam Mahdi, sekalipun harus merangkak di atas salju.”

“SALAM SAUDARA”

 

Tanda Munculnya Imam Mahdi

Wahai keturunan Rasulullah SAW, kapankah Imam Mahdi akan muncul? Tuan Syeh Imam Jafar Shidiq menjawab,

Ketika kaum pria telah menyerupai wanita, dan wanita menyerupai pria, ketika seorang pria berpasangan dengan pria, dan wanita berpasangan dengan wanita, ketika kesaksian palsu diterima dan kesaksian yang adil ditolak, ketika manusia mulai gampang merenggut kehidupan orang lain, ketika perbuatan zina merebak, ketika orang-orang gemar memakan uang riba, ketika para penjahat mulai takut terhadap perkataannya sendiri, ketika ada pemusnahan di padang pasir, ketika seorang keturunan Rasulullah dibunuh antara rukun dan maqam yang bernama Muhammad bin al Hasan. ketika terdengar seruan dari langit bahwa kebenaran ada padanya (Imam Mahdi) dan para pengikutnya. Ketika semua tanda tanda itu telah muncul, maka itulah saat kedatangan Imam Mahdi.

Tuan Syeh Muhammad al-Baqir berkata, Imam Mahdi tidak akan muncul, kecuali setelah terjadinya ketakutan yang sangat dahsyat, gempa bumi, fitnah, banyaknya musibah yang menimpa manusia yang sebelumnya didahului oleh penyakit yang mewabah, kemudian akan terjadi peperangan antara bangsa Arab, perselisihan antar manusia, perpecahan dalam agama mereka, perubahan kondisi sehingga manusia sangat mengharapkan kematian ketimbang harus menyaksikan tingkah manusia yang saling meraih keinginannya dengan menghalalkan segala cara.

Muhammad Rosulullah SAW “Imam Mahdi itu dari keluargaku dari keturunan anak Fatimah”, Tanda kemunculan Imam Mahdi di tandai dengan munculnya Dajjal,

Dajjal sudah ada sejak jaman nabi Muhammad Rasulullah saw, hal ini diterangkan dalam hadist shahih yang diriwayatkan oleh imam muslim dari Fatimah binti Qais, bahwa ada seorang pengembara nasrani yang terdampar di suatu pantai, ia turun dari kapalnya dan kemudian bertemu binatang aneh, binatang tersebut mengantarkannya ke sebuah biara, di biara tersebut ada seorang lelaki terpasung, lelaki tersebut bertanya? apakah sungai Tiberia sudah mengering? apakah sudah muncul seorang lelaki yg bernama Muhammad yang disebut dengan nabi Akhir Jaman? apakah lelaki tersebut sudah di usir oleh penduduk di negerinya sendiri?

Kemudian Sang Pengembara Nasrani tersebut kembali dan menelusuri negeri arab untuk mencari lelaki yang dimaksud oleh pria yang terpasung tersebut, dan Sang Pengembara tersebut berjumpa dengan Rosulullah SAW dan kemudian bertanya kepada Rosulullah, Siapakah Lelaki yang terpasung tersebut? Rosulullah menyatakan bahwa Lelaki yang terpasung tersebut adalah Dajjal, Namun Dajjal tidak akan keluar sebelum Imam Mahdi muncul.

Ciri-ciri khusus Imam Mahdi, Rosulullah mengatakan, Namanya sama denganku, Nama ayahnya pun sama dengan nama ayahku,

Abu Sai’id al-Khudriy ra, berkata: Rosulullah SAW, bersabda:”Imam Mahdi dari keluargaku, lebar dahinya, mancung hidungnya, pada masanya dunia penuh keadilan dan kedamaian serta kejujuran, sebagaimana sebelumnya penuh dengan kezaliman dan kemaksiatan, ia akan menjadi khalifah di muka bumi selama tujuh tahun,

“Sebelum kemunculan Imam Mahdi, akan berlaku secara berturut-turut 2 gerhana pada bulan Ramadhan..”

“Sebelum kemunculan Imam Mahdi, komet atau bintang berekor akan muncul dari arah timur.”

“Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka’bah.” Imam Mahdi akan di bai’at oleh 313 pemuda di tempat itu.

 

 

 

 

Pak Belalang (Bag. 13)

Pak Belalang Bagian 13  ini berisi kisah tentang mimpi Pak Belalang.

Pak Belalang pernah bercerita tentang mimpinya kepada Mamak Kelampayan, dari Mamak Kelampayan kisah mimpi itu diceritakan kepada Si Pincang Si Lumpuh dan Si Lemah,

Pada suatu hari, Pak Belalang pernah bermimpi sembahyang di sebuah mesjid persegi empat di Kabbah Makkah, di dalam mesjid itu Pak Belalang ditemani oleh Kang Kabayan, di dalam mesjid itu nampaklah seorang Sang Imam sedang berceramah, rupanya isi ceramah itu menceritakan tentang kisah Pak Belalang,

Kang Kabayan telah lebih dahulu duduk di dalam mesjid itu, Sang Imam berceramah, “Pak Belalang yang nampak seperti bodoh di mata umum yang pernah kalian dengar pernah kalian baca dalam buku ataupun komik, tidaklah demikian, sesungguhnya Pak Belalang itu adalah seorang hamba Allah yang beriman Taqwa, Taat, Patuh, Sabar, Tabah, Ikhlas, Tawadhu, Tawakkal, selalu mengambil Hikmah dari segala perjalanan, selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, untuk menutupi ketaqwaan ketaatannya, Pak Belalang lebih menonjolkan sifat bodohnya, sifat akal-akalan, dan seolah-olah dinaungi keberuntungan, sesungguhnya manusia itu memang bodoh tak bisa apa-apa, kepintaran hanya milik Allah SWT,

Mendengar ceramah Sang Imam, Kang Kabayan tak kuat menahan rasa geli, ieu Sang Imam teu nyahoeun lamun Pak Belalang anu di caritakeun eta aya di dieu, keudeung deui geh Pak Belalang datang kadieu, Kang Kabayan berpura-pura sujud yang lama bari seuseurian, prilakunya ini dilakukan biar tidak diketahui oleh jemaah yang ada di dalam mesjid itu bahwa Kang Kabayan tertawa geli mendengar ceramah Sang Imam.

Tak lama datanglah Pak Belalang yang tak bisa menyembunyikan rasa gelinya, sambil senyum-senyum tertawa kecil tak kuat menahan rasa geli bahwa yang di kisahkan oleh Sang Imam mesjid itu adalah dirinya, komoh deui eta Kang kabayan, sujud sambil menutupi wajah dan mulut, agar tidak ketahuan kalau lagi tertawa, takut mengganggu kenyamanan penyimak yang lain saat Sang Imam ceramah di dalam mesjid itu,

Tak lama datanglah seorang anak kecil yang berbicara kepada Pak Belalang :

“hei kamu, yang sedang tertawa, kenapa kamu tertawa terus, kamu tahu gak kalo Imam itu sudah Haji,

“Bagi saya, mau dia haji mau dia Rakyat Jelata, mau dia Imam Mesjid, semua sama di mata Tuhan, bukan itu yang membedakan, tapi Derajat Kemuliyaan lah yang menjadi patokan seberapa dekat Hamba dengan Tuhannya.

Sang Imam nampak seperti menghentikan ceramahnya, sambil sedikit melirik dan tersenyum ke arah Pak Belalang, melihat hal itu pak Belalang tak kuasa menahan rasa ingin tertawanya, begitupun dengan Kang Kabayan, Kang Kabayan sampai terpingkal-pingkal, sambil guling-gulingan, ternyata yang menjadi Imam di mesjid itu adalah ……………. rahasia deh, hahahaha,,

Pak Belalang sambil tersenyum-senyum hendak melaksanakan sembahyang, setelah selesai sembahyang, tiba-tiba datanglah Pasukan Keamanan Kabbah itu, badannya besar seperti raksasa,

“Hei kamu, kenapa tertawa terus, kamu itu tau gak, bahwa kamu telah melecehkan Sang Imam,

“Bukan maksud saya mau melecehkan Sang Imam, tapi kehendak Yang di dalam diri ini yang menggerakkan mulut bibir dan suara saya, lagian walaupun itu menurut anda melecehkan, Sang Imamnya juga hanya tersenyum kog, dan tidak merasa dilecehkan, bilang saja kalau yang merasa tersinggung itu kamu, sudah akui saja.

“Kamu melawan yah,

Pasukan keamanan itu langsung memukul pinggang kiri Pak Belalang, Pak Belalang hanya diam saja, tak ada akibat apapun dampak dari pukulan Pasukan Keamanan itu, Pak Belalang hanya tersenyum, geli dan tertawa, di kejauhan terdengar sayup-sayup seseorang sedang mengaji, tak terasa rupanya waktu sudah mau memasuki subuh, terdengar sayup-sayup muadzin bersiap diri hendak melantunkan suara azan subuh, dan Pak Belalang pun terjaga dari mimpinya, ketika terbangun dari mimpi, mulut Pak Belalang masih dalam kondisi tersenyum geli, 🙂

Demikianlah Kisah Pak Belalang bagian 13 ini, semoga barokah manfaat.

Pak Belalang (Bag. 12)

Pada suatu hari, Pak Belalang di undang cara Do’a Bersama dalam rangka memperingati bulan maulud ditempat peramalan Tuan Guru, disana sudah hadir Pak Lebai Malang, Mamak Kelampayan dan Pak Pandir,

Assalamu’alaikum Warohmatullah,, Pak Belalang memberi salam, Wa’alaikumsalam Warohmatullah,, jawab beliau-beliau itu,

Tuan Guru angkat bicara, Alhamdulillah saudara kita Pak Belalang bisa hadir pada kesempatan ini, Baiklah kita buka acara ini dengan mengucap Bismillah, Syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul disini untuk Do’a Bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam,

Terima Kasih atas kedatangan semua jemaah, semoga apa yang kita kerjakan, kita perbuat di ridhoi Allah Ta’ala, Barokah Manfaat bagi kita semua, untuk mempersingkat waktu, mari kita mulai acara ini dengan hadiatan suratul fatehah kepada beliau-beliau yang telah lebih dahulu beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala, di lanjut dengan tahlil ditutup dengan Do’a.

Setelah pembacaan do’a berakhir, acara dilanjut dengan makan-makan minum ala kadarnya, disini baru nampak wajah-wajah yang berseri-seri setelah merem melek do’a bersama, begitu makanan dan minuman dihidangkan, jemaah sibuk masing-masing ada yang menikmati sate kambing, ada yang langsung menikmati kopi sama rokok, setelah asyik ngobrol sambil menikmati hidangan,

Satu persatu izin pamitan pulang kerumah masing-masing, tinggalah Pak Belalang, Pak Pandir, Pak Lebai Malang dan Mamak Kelampayan diruangan itu. pada kesempatan itu bertanyalah Pak Belalang kepada tuan guru,

“Yaa Tuan, sebab apa nabi kita Adam as diturunkan ke bumi ini, sedangkan dibumi ini tempat segala jenis kerusakan dan peperangan, sudah enak-enak disyurga, malah diturunkan kebumi, dibumi ini bila kita mau makan, kita harus menggemburkan tanah, menyebar bibit, setelah bertunas dirawat, disiram air, di pupuk, dijaga, setelah matang, pohon dipanen hasil buahnya, terus di masak, barulah kita bisa makan, Sedangkan di syurga itu, apa-apa yang diinginkan sudah disediakan, jadi kenapa nabi Adam AS mau-maunya di turunkan ke bumi? monggo silahkan di wedar, tiba-tiba ada yang bersuara,

  • “dibumi loba awewe geulis meureun kang”,, hehehehe,, celetuk Kang Kabayan yang rupanya dari tadi duduknya di belakang,,
  • “hehehe,, aih-aih si akang mah bisa wae, sugan teh geus balik titadi,
  • hehehe,, Keur asyik ngobrol jeung “lauk” di belakang,
  • aih aih,, kunaon eta lauk kang,
  • ho oh, ieu pak, ka ruh nya, ieu lauk embe, salah teu salah, najan kumaha geh tetep weh di sembelih, dikeletek kulitna, di belek dada na, di sayat-sayat, terus di panggang di api, saya teh sok ka ruh nya, teu tega, mending saya ngadahar cau weh lah kang, najan teu jelas nu mana cau nu mana pisang, nu penting mah didahar we lah, hehehehe,,
  • hahahaha,, kabayan,,, kabayan,, aya-aya wae, kadieu atuh, urang ngumpul bareng,

Ehemm hemmh,, Tuan Guru berdehem,, Baiklah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam ‘alaihis salam, :

“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al Baqarah: 30)

Yakni makhluk yang satu dengan yang lain saling menggantikan. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam sebagaimana Dia memberitahukan perkara besar sebelum terwujud.

Kemudian para malaikat bertanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta diterangkan hikmah diciptakannya manusia, karena para malaikat mengetahui bahwa di antara manusia ada yang membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah. mereka mengetahui demikian karena mereka melihat makhluk sebelum Adam, yaitu jin dan Hin (sekelompok jin atau golongan jin yang lemah). Menurut Ibnu Umar, dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan, jin sudah ada (menempati bumi), lalu mereka menumpahkan darah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus satu pasukan malaikat, lalu mereka mengusirnya ke jazirah laut.”

Menurut para malaikat, jika hikmah diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya mereka telah beribadah kepada-Nya, mereka berkata,

“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

Dia mengetahui masalah yang lebih kuat dengan menciptakan Adam dan keturunannya, karena akan ada di antara mereka yang menjadi para nabi dan rasul, para shiddiqin, para syuhada, para ulama dan orang-orang yang mengamalkan agama-Nya, yang mencintai-Nya, dan mengikuti para rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihis salam dari tanah di bumi dan airnya, lalu membentuknya dengan bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Di tiupkan Ruh ke dalamnya, maka jadilah dia sebagai manusia yang hidup yang terdiri dari daging, darah, dan tulang. Hari penciptaan Adam ‘alaihis salam adalah hari Jumat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surge, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya, dan Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, yang artinya, 

Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan Adam dari segenggam yang digenggam-Nya dari semua tanah di muka bumi. Oleh karena itu, anak cucu Adam hadir sesuai keadaan tanah (warna dan tabiatnya), maka di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam dan antara itu. Ada pula yang lunak, keras, yang jelek dan yang baik.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadis ini hasan shahih.” Hadis ini dishahihkan pula oleh Syaikh Al Albani dalam Al Misykat (100) dan Ash Shahiihah (1630). Menurut penyusun Tuhfatul Ahwadzi, hadis ini diriwayatkan pula oleh Ahmad, Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi)

Setelah Adam hidup dan bisa bergerak, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, Dia berfirman,

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,” (QS. Al Baqarah: 31)

Menurut Ibnu Abbas, yaitu nama-nama yang biasa dikenal manusia, seperti manusia, hewan, tanah, tanah yang datar, laut, gunung, unta, keledai dan lain sebagainya seperti umat-umat dan lain-lain. Menurut Mujahid, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama setiap binatang, setiap burung dan segala sesuatu. Menurut Ar Rabii’, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama para malaikat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menunjukkan keutamaan Adam dan kedudukannya di sisi-Nya kepada para malaikat, maka Dia tunjukkan kepada malaikat segala sesuatu yang telah diajarkan kepada Adam, Dia berfirman:

“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (QS. Al Baqarah: 31)

Para malaikat pun menjawab,

“Mahasuci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.” (QS. Al Baqarah: 32)

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Adam untuk memberitahukan kepada mereka nama-nama benda yang tidak diketahui para malaikat; mulailah Adam menyebutkan nama-nama benda yang diperlihatkan kepadanya, ketika itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para malaikat,

“Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS. Al Baqarah: 33)

Kemudian terjadilah dialog antara Adam ‘alaihis salam dengan para malaikat sebagaimana yang diceritakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita yang artinya :

“Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam dengan tingginya 60 hasta, kemudian Dia berfirman, “Pergilah dan ucapkan salam kepada para malaikat itu, lalu dengarkanlah salam penghormatan mereka kepadamu; sebagai salammu dan salam keturunanmu.” Maka Adam berkata, “As Salaamu ‘alaikum.” Mereka menjawab, “As Salaamu ‘alaika wa rahmatullah,” mereka menambah “wa rahmatullah.” Maka setiap orang yang masuk ke surga mengikuti rupa Adam, dan bentuk makhluk senantiasa berkurang (semakin pendek) hingga sekarang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam untuk menghormatinya, maka mereka pun sujud kecuali Iblis, ia menolak sujud dan bersikap sombong terhadap perintah Tuhannya, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepadanya sedangkan Dia lebih mengetahui,

“Wahai Iblis! Apa yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (QS. Shaad: 75)

Lalu Iblis menjawab dengan Angkuh, Riak, Sombong, Takkabur, Iri, Dengki, Tammak, Serakah, Hasut, Khianat, Benci, Dendamnya ;

“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Shaad: 76)

Iblis tidak menyadari padahal tanah lebih baik dari pada api, tanah lebih bermanfaat dari pada api, karena pada tanah terdapat ketenangan, mudah diolah dan menumbuhkan tanaman, sedangkan pada api terdapat keadaan yang tidak terarah, ringan, cepat dan membakar.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan Iblis dari rahmat-Nya dan menjadikannya terusir dan terlaknat, Dia berfirman yang artinya,

“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,– Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS. Shaad: 77-78)

Kemudian Iblis semakin benci kepada Adam dan keturunannya, dia bersumpah dengan nama Allah untuk menghias keburukan kepada mereka, dia berkata,

“Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya,—Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (QS. Shaad: 82-83)

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadanya,

“Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya.” (QS. Shaad: 85)

As Suddiy menceritakan dari Abu Shalih dan Abu Malik dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas’ud serta dari beberapa orang sahabat, bahwa mereka berkata, “Iblis dikeluarkan dari surga dan Adam ditempatkan di surga, maka Adam berjalan-jalan di surga sendiri tanpa ada pasangan yang dapat menentramkannya, ia pun tidur, ketika bangun, ternyata di dekat kepalanya sudah ada seorang wanita yang duduk, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya dari tulang rusuknya.

Adam lalu bertanya kepadanya, “Siapa engkau?” Ia menjawab, “Seorang wanita.” Adam bertanya, “Untuk apa engkau diciptakan?” Ia menjawab, “Agar engkau dapat merasa tenteram denganku.” Lalu para malaikat berkata kepadanya melihat ilmu yang dimiliki Adam, “Siapa namanya wahai Adam?” Ia menjawab, “Hawa’.” Mereka berkata lagi, “Mengapa (disebut) Hawa’?” Adam menjawab, “Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Adam dan Hawa’ untuk tinggal di surga dan memakan buah-buahan yang ada di sana serta menjauhi sebuah pohon sebagai ujian kepada keduanya, Allah berfirman,

“Wahai Adam! diamilah olehmu dan hawamu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Al Baqarah: 35)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memperingatkan Adam dan hawa agar tidak tergoda oleh Iblis serta mengingatkan permusuhan Iblis kepada keduanya, Allah berfirman,

“Wahai Adam! Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi hawa, maka sekali-kali janganlah ia sampai mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” (QS. Thaha: 117)

Mulailah Iblis berpikir tentang cara menyesatkan Adam dan Hawa’, setelah berhasil menemukan caranya, maka ia pun melakukan rencananya itu, ia pun mendatangi Adam dan Hawa’ dan berkata,

“Wahai Adam! Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS. Thaha: 120)

Maka Adam dan Hawa membenarkan ucapan Iblis itu karena sumpahnya, dimana menurut keduanya tidak mungkin ada seorang yang berani bersumpah secara dusta dengan nama Allah, maka Adam dan Hawa pun pergi mendatangi pohon itu dan memakan buahnya. Ketika itulah terjadi peristiwa yang mengejutkan, keduanya terbuka auratnya dan telanjang karena maksiatnya dan keduanya pun merasa malu dan sedih sekali, segeralah keduanya mendatangi pepohonan dan memetik daun-daunnya untuk menutupi auratnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam dan Hawa’,

“Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”(QS.. Al A’raaf: 22)

Ketika itu Adam dan Hawa’ sangat menyesal sekali karena telah bermaksiat kepada Allah, segeralah keduanya bertobat dan beristighfar, keduanya berkata,

“Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al A’raaf: 23)

Setelah Adam dan Hawa’ menyesal dan beristighfar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatnya dan memerintahkan keduanya untuk turun ke bumi dan hidup di sana.

Mulailah Adam dan hawa hidup di bumi dan membuka lembaran perjalanan hidupnya yang baru di sana. Di bumi itu, Adam memiliki banyak keturunan, ia mendidik dan mengajarkan mereka serta memberitahukan mereka, bahwa hidup di dunia merupakan ujian dan cobaan, dan hendaknya mereka berpegang teguh dengan petunjuk Allah serta berwaspada terhadap tipu daya iblis. Ia juga mengajak keturunannya agar menyembah Allah, memberitahukan kepada mereka tentang kebenaran dan keimanan, memperingatkan mereka akan bahayanya syirik, kemaksiatan, dan bahayanya menaati iblis sampai ia wafat.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dimi’rajkan ke langit, maka Beliau bertemu Nabi Adam ‘alaihis salam di langit pertama dan dikatakan kepada Beliau, “Ini adalah bapakmu Adam ‘alaihis salam, maka ucapkanlah salam kepadanya.” Maka Beliau mengucapkan salam kepadanya dan Adam ‘alaihis salam menjawab salamnya dan berkata, “Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan kepada kita, bahwa manusia akan mendatangi Adam ‘alaihis salam dan berkata, “Wahai Adam, engkau adalah bapak manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, meniupkan  ruh (ciptaan)-Nya kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu dan menempatkanmu di surga, tidakkah engkau memberikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat keadaan kami ini dan apa yang menimpa kami? Tetapi Adam ‘alaihis salam tidak bisa memberikannya dan menyebutkan uzurnya. Ia malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena pernah memakan pohon yang dilarang-Nya sehingga ia menyuruh mereka pergi mendatangi nabi yang lain.

Eheemhh,, ehemmh,, Tuan Guru menghentikan wedarannya, meminum air dan menyalakan rokok, serta meluruskan duduknya, “berbicaralah Pak Belalang kepada Kang Kabayan sambil nowel paha kang Kabayan, mangga atuh di leueut cau na,, hihihihihi,, Kang Kabayan nyeletuk, “cau mah di dahar kos kieu yeuh,, lain di leueut,, hihihihi, semua tertawa melihat ulah kang kabayan yang tanpa basa basi langsung menyambar hidangan pisang di hadapannya.

Tak lama Mamak Kelampayan dan yang lain pun hendak berpamitan, “mengingat hari sudah mulai malam, kami pun hendak pamitan, izin mau pulang ke rumah, terima kasih atas segala wedarannya, geus san ieu, hayu lah urang balik, saya geh rek pulang, punteun ieu mah mbah, lain ku nanaon, ari nempo cau teh sok inget ka anak, Tuan guru tersenyum, dan beranjak ambil kantong keresek di belakang, pisang setengah sisir dimasukin ke kantong, sambil dikasih ke Kang Kabayan, ini cau bawa pulang kerumah, kasih ka anak, hehehehe,,

Dengan Mengucap salam, kamipun pulang dari rumah tuan guru, 

Demikianlah kisah Nabi Adam AS ini,, semoga barokah manfaat bagi kita semua,, Aamiin,,

Pak Belalang (Bag. 11)

Pak Belalang Bagian 11
Pada suatu waktu suatu tempat, Pak Belalang bercerita kepada SI Buta, SI Tuli, dan Si Bisu, bahwa pada suatu kesempatan, kami berempat Pak Belalang, Mamak Kelampayan, Pak Lebai Malang dan Pak Pandir, pernah berjumpa dengan tuan guru, pada kesempatan itu, Tuan Guru menceritakan kepada kami tentang seonggok “Tengkorak Kering” yang bisa berbicara, kisah cerita ini sama sahabatku Mamak Kelampayan sudah dikisahkan kepada Si Pincang, Si Lumpuh dan Si Lemah, begitupun juga dengan saudaraku Pak Lebai Malang, beliaupun sudah mengkisahkan cerita itu kepada Si Malas, Si Lupa dan Si Lalai, demikian halnya Pak Pandir telah menceritakan kisah ini kepada Si Bodoh, Si Awam dan Si Dha’if, Nah sekarang sudah selayaknya Pak Belalang menyampaikan kisah ini kepada Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu, bila sudah diceritakan kepada kalian, sebaiknya jangan kalian sampaikan cerita ini kepada orang lain, tapi sebelumnya, berangkatlah kalian kedapur, buatlah kopi barang empat gelas sebagai teman kita bercakap-cakap malam ini.
Pada satu kesempatan, Nabi Isa a.s. pernah menjumpai seonggok tengkorak di tengah jalan yang jauh di luar pemukiman manusia. Kemudian beliau berdo’a kepada Allah SWT agar tengkorak itu dapat berbicara sehingga ia dapat melakukan dialog dengannya. Tengkorak itu adalah bekas seorang raja yang bernama Raja Jumjumah.
 
Atas takdir Allah, tiba-tiba terdengar dari mulut kepala tengkorak itu suara, katanya, “Ya Nabi Isa, telah diperintahkan oleh Allah terhadap tengkorak kering ini agar dapat berkata kata denganmu, maka tanyailah apa-apa yang engkau kehendaki. Salam Allah Ta’ala kepadamu, ya Nabi Isa Ruhullah.”
 
Nabi Isa berkata, “Hai tengkorak yang kering, kulit pun tidak ada padamu, maka apa-apa yang kutanyakan kepadamu, jawablah hai tengkorak yang kering.”
 
Ujar sang tengkorak. “Tanyakanlah tuan apa-apa yang dikehendaki hati tuan; dengan takdir Allah hamba akan menjawab segala pertanyaan tuan.”
 
Mulailah pertanyaan-pertanyaan dari Nabi Isa diajukan kepada tengkorak itu,
 
“Hai tengkorak yang kering, laki-laki atau perempuankah engkau, merdekakah, ataukah seorang budak; Islam atau kafirkah engkau; berbahagia atau sengsarakah engkau; mulia atau hinakah engkau, kaya atau miskinkah engkau, engkau pemurah atau kikirkah; raja atau menteri?”
 
 
 
Tengkorak kering itu pun menyahut, “Ya Nabi Isa ruhullah, hamba laki-laki bukan seorang perempuan; dan hamba ini merdeka bukan budak, dan hamba orang Islam bukan seorang kafir, dan hamba orang mulia, bukan orang hina, dan hamba orang celaka bukan orang bahagia di akhirat; hamba orang kaya, bukan orang miskin, dan hamba seorang pemurah bukan orang kikir, dan hamba seorang baik, bukan seorang jahat, dan hamba seorang tua, bukan anak muda; dan hamba berasal dari seorang raja, bukan seorang menteri”.
 
“Dahulu, ya Nabi Isa Ruhullah, rupa hamba sangat baik dan juga sangat menakjubkan lagi elok rupanya dari seluruh rupa. Sangat gemilang bercahaya. Demikianlah keindahan paras hamba, jika siapa pun melihat melihat rupa hamba, pastilah ia heran dan tercengang dengan postur tubuh hamba yang gagah. Ketahuilah bahwa hambalah yang pemurah di daratan Mesir dan Syam.
 
“Dahulu kerajaan hamba sangat besar. Pada waktu hamba hendak pergi berangkat atau bertamasya pergi berburu, mungkin berjumlah enam belas ribu budak pengiring. Belum termasuk hulubalang, menteri-menteri, tentara-tentaranya. Sedangkan rakyat hamba tidak terhitung jumlahnya, melainkan Allah SWT dan Rasul-Nya juga yang mengetahuinya. Gajah, kuda, dan unta hamba tidak terhitung banyaknya pula. Enam belas ribu budak hamba diberi pakaian yang beraneka ragam. Empat ribu orang mengenakan pakaian seragam yang berwarna kuning. Empat ribu lainnya memakai seragam berwarna merah. Empat ribu lainnya memakai seragam hijau. Pada pakaian mereka dikenakan emas, perak, dan kumuda. Emas yang bertahtakan mutu manikam. Ada pula hiasan burung rajawali dan burung merak. Di mana bulunya tersusun dari emas. Empat ribu orangnya memegang senjata dari emas”.
 
“Di sebelah kanan seribu orang memegang pedang emas. Di sebelah kiri seribu orang memegang keris. Di bagian belakang hamba memegang tombak. Empat ribu orang mengendarai kuda sembrani Di sebelah kanan hamba seribu orang penunggang kuda yang berseragam hijau. Di sebelah kiri penunggang kuda berwarna. Di hadapan hamba kuda yang berseragam putih. Para penunggang kuda tersebut mengenakan pakaian berwarna emas dan memegang senjata kerajaan, ya Nabi Isa Ruhullah. Adapun tentara dan rakyat hamba itu tidak terhitung banyaknya, melainkan Allah dan Rasul- Nya yang mengetahui”.
 
“Demikianlah kebesaran kerajaan hamba, ya Nabi Isa Ruhullah. Tidak seorang pun dari raja-raja melakukan perlawanan terhadap hamba. Dan tidak pula kerajaan-kerajannya menyamai kerajaan hamba dan kebesaran hamba. Dahulu, seluruh raja pada jaman hamba berada di bawah kekuasaan hamba, serta mereka diwajibkan memberi upeti kepada hamba. Dahulu, tiga puluh ribu unta di bawah kekuasaanku. Gajah, unta, dan kuda tidak terhitung jumlahnya.”
 
Ujar Nabi Isa , “Hai Raja Jumjumah, berapa lama tuan tinggal dalam kerajaan tuan?”
 
Raja Jumjumah menyahut, “Ya Nabi Isa Ruhullah, empat ratus tahun lamanya berada dalam kerajaan hamba, ya Nabi Isa Ruhullah. Dengan dermawan hamba dalam sehari semalam hamba (pernah) memberikan sedekah sebesar sejuta dinar dan dirham kepada fakir miskin dan musafir. Pada waktu dahulu, setiap hari hamba memberikan pakaian kepada para alim. Demikianlah perihal perbuatan hamba di dunia senantiasa dilakukan”.
 
“Dahulu, seluruh mesjid dan mushola yang berada di daratan Mesir dan Syam yang perlu diperbaiki akan hamba perintahkan untuk diperbaiki. Demikianlah perihal dari perbuatan hamba di dunia. Akan tetapi Allah Ta’ala Tuhan semesta alam juga yang tidak disembah selain dari-Nya, hanya Dialah yang memberikan harta pada, hamba-Nya.”
 
Nabi Isa bertanya lagi, “Hai Raja Jumjumah, bagaimana engkau merasakan kekurangan di dunia, dan bagaimana engkau merasakan sakaratul maut, dan bagaimana rasanya minum pada saat sakaratul maut, dan bagaimana merasakannya saat berada di dalam kubur?”
 
Raja Jumjumah pun menjawab, “Ya Nabi Isa Ruhullah, amat ajaib dan sangat sukar dan menyakitkan atas seluruh hal yang tuan tanyakan kepada hamba. Sekarang hamba akan ceritakan kepada tuan mengenai kematian hamba”.
 
“Pada satu kesempatan, hamba pergi mandi ke sungai Alhamd dengan seluruh hulubalang, menteri-menteri, tentara-tentara, dan sebagian rakyat hamba turut serta mengiringi. Setelah mandi, hamba naik ke darat, kemudian duduk di tepi sungai itu. Hamba pun merasakan kedinginan pada tubuh seperti hendak demam. Hamba segera pulang ke istana Para pengiring hamba pun terlihat berduka atas keadaan yang dialami hamba”.
 
“Setelah tiba di istana, hamba berbaring di atas permadani yang bersipuhkan emas dan bertahtakan ratna mutu manikam. Kata hamba kepada seluruh menteri dan para budak: ’Hai kalian, pergilah kepada tabib yang telah mengobati aku, karena selama empat hari demam masih dirasa’, dan aku pun menghentikannya atas penyakitku ini”.
 
“Kemudian datanglah orang yang akan mengobati. Namun pengobatannya dirasakan tidak memberi manfaat. Hingga selama lima hari demam hamba semakin terasa. Lalu hati hamba berkata, Wah badanku, akan berpisahlah nyawa dan badan, seperti seorang yang sangat mengasihi seorang yang lainnya. Kemudian berpisahlah keduanya, rasanya adalah bagaikan kehilangan kesadaran, dan terbakarlah hati keduanya. Dan apa pun yang dilakukan, bagi hamba tidak akan menjadikan penghibur, karena sangat cintanya kepada sang kekasih dan selalu teringat terhadap perpisahannya tersebut”.
 
“Demikianlah cintanya kepada nyawa hamba, saat berpisah dengan badan hamba. Dari kehendak yang memiliki kehendak itu, maka ridhalah hamba akan kehendaknya ini. Kemudian hamba pun berpikir dalam hati, Oh, niscaya aku akan mati juga, karena terlihat muka aku menjadi pucat tidak seperti biasanya, dan berduka citalah hamba”.
 
“Sesaat kemudian terdengar suatu bunyi, katanya, ‘Kenalkah engkau terhadap siksaan orang durhaka, karena ia tidak beribadah kepada Allah Ta’ala Tuhan semesta alam (sebagaimana mestinya)’. Dan hamba lihat seorang laki-laki amat besar datang ke hadapan hamba. Kemudian ditikamnya dada hamba begitu sakitnya hamba merasakan hal demikian”.
 
“Tersentaklah diri hamba dan lemah lunglailah dirasakan. Selanjutnya didengar lagi suara, ‘Keluarkanlah nyawa orang yang durhaka ini’. Maka seluruh tubuh hamba terasa seperti bercerai-berai. Seluruh sendi-sendi tulang hamba terbaring di atas bantal. Ketika itu, anak isteri dan keluarga hamba begitu menangisi karena cintanya kepada hamba. Oh, aku ini akhirnya mati juga pada hari ini, saat ini telah datang ajalku”.
 
“Waktu itu, tidak ada seorang pun yang dapat menolong hamba, dan tidaklah dapat menyertai hamba. Hamba pun melihat seluruh anak isteri dan seluruh keluarga hamba Maka hamba melihat seluruh anak isteri dan keluarga hamba menangis dengan sangat berdukanya, karena sayangnya kepadaku”.
 
“Pada saat itu, tidak seorang pun dapat memberikan faedah dan manfaat kepada hamba, melainkan karena apa apa yang telah diberikan kepada para ulama dan fakir miskin dahulu itulah yang menolong hamba. Sedangkan apa-apa baik kenikmatan, makanan yang dimakan, pakaian yang terbuat dan emas yang dipakai dahulu, kini ia menjadi siksaan dan azab kepada hamba”.
 
“Kemudian datanglah Malaikat Maut kepada hamba dengan bunyinya yang berat. Kepala dan kakinya berada pada tujuh lapis langit hingga ke tujuh lapis bumi, serta sebelah sayapnya merupakan azab dan sayap lainnya adalah rahmat. Ketika itu, mukanya ada enam, ya Nabi Isa Ruhullah. Kesatu dari atas; kedua muka kanan; ketiga muka kiri; keempat di bagian depan; kelima di bagian belakang; dan keenam di bagian bawah.”
 
Bertanyalah kembali Nabi Isa, “Hai Raja Jumjumah tengkorak kering, apa yang Anda pertanyakan kepada malaikat maut.”
 
Jawab sang Raja, “Ada pertanyaan yang diajukan, yaitu, ‘Hai Malaikat, apa sebabnya mukamu itu ada enam. Sahut malaikat, Hai Raja Jumjumah, orang durhaka celaka. Ketahuilah olehmu, bahwasanya mukaku dari atas kerjanya mengambil nyawa seluruh nyawa anbiya. Mukaku dari depan, akan mengambil nyawa seluruh umat Nabi Muhammad SAW. Muka di bagian belakang berperan dalam mengambil nyawa orang-orang kafir. Mukaku di bagian kanan mengambil nyawa penghuni wilayah Masyrik dan sebelah kirinya mengambil nyawa penghuni wilayah Maghrib. Dan Mukaku di sebelah bawah mengambil nyawa segala jin dan setan”.
 
Nabi Isa mengajukan pertanyaan berikut, “Hai Raja Jumjumah, bagaimana kau merasakan kedatangan kematian?”
 
Raja Jumjumah berucap, “Ya Nabi Isa Ruhullah, pada satu waktu, datanglah Malaikat maut kepada hamba, la datang mengambil nyawa hamba. Lalu kulihat ia beserta dengan tiga puluh malaikat yang disuruhnya untuk memegang lidah hamba agar jangan menjerit akibat dari rasa takut yang dahsyat, dan mendengarkan suara mereka, tulang belulang hamba lemah lunglai rasanya. Jika para penghuni wilayah Maghrib mendengarkan suara itu yang seperti halilintar yang membelah. Demikianlah suaranya itu”.
 
“Selanjutnya, ketiga puluh malaikat tersebut diperintahkan oleh Allah untuk memegang kaki hamba agar jangan bergerak. Kemudian diperintahkan oleh Allah untuk melontarkan tembaga ke dada hamba yang kemudian hancur. Begitu sangat sakit dan panasnya terasa di dada hamba. Sekali lagi . diperintahkan oleh Allah Ta’ala seorang malaikat untuk memegang leher hamba serta dipakaikannya rantai dan belenggu pada leher hamba, dan dipakaikannya tali kekang terbuat dari api pada mulut hamba oleh malaikat, dan disiksanya hamba. Begitu menderita hamba akibat sakitnya itu, maka ucap hamba kepada malaikat yang menyiksa hamba,’lepaskanlah hamba dari siksa ini, sebagai upahnya akan kuberikan seluruh harta, anak isteri, segala budak hamba’.
 
“Setelah mendengar perkataan hamba tadi maka disapunya mulut hamba oleh Mala’katul Maut dan dirasakannya oleh seluruh anggota tubuh seperti hancur lebur rasanya. Malaikat itu berkata, ‘Hai orang durhaka yang celaka, ketahuilah olehmu bahwa kami ini bukan (akan) mengambil upah dari kamu, karena kami mengerjakan perintah dari Tuhan kami dengan sesungguhnya. Begitulah kami yang akan mengerjakan dengan sebenar-benarnya. Kami bukanlah seperti kamu manusia yang bersaksi dengan dusta dan bersumpah dengan tidak sebenarnya, dan meninggalkan perintah Allah Ta’ala, serta mengerjakan larangan-larangannya. Oleh karena itu, laknat Allah kepada kamu, dan azab Allah yang menyiksa dengan tiada berkesudahan hingga hari kiamat’.”
 
Pertanyaan berikut yang dilontarkan oleh Nabi Isa, “Hai Raja Jumjumah, ketika nyawamu lepas, bagaimana kau merasakan rasa sakitnya, dan tatkala tubuhmu terlentang setelah ditinggalkan nyawanya, bagaimana juga rasa sakitnya?”
 
Dijawab oleh Raja Jumjumah, “Ya Nabi Isa Ruhullah, ketika nyawa hamba diambil oleh malaikat maut, beribu-ribu sakitnya dirasakan oleh hamba melebihi seperti ditikam dengan senjata, dan melebihi sakitnya daripada kambing hidup yang dikuliti, dan seperti kain yang teramat tipis lalu dimasukkan ke dalam air, kemudian dibuang ke atas duri-duri, setelah itu ditarik oleh pemilik kainnya, maka luluh lantaklah rasanya ketika nyawa hamba diambil oleh Malaikat Maut, dan setelah itu badan hamba merasakan sakitnya, ketika nyawa sudah diambil oleh Malaikat Maut, dan terbaringlah tubuh hamba di atas tikar. Apabila bergerak lantai rumah hamba, dirasakanlah kembali rasa sakitnya. Ketika diangkat untuk dimandikan oleh orang-orang, dan ketika digosok-gosok saat memandikan, hamba merasakannya begitu sakit. Setelah itu, dikafanilah hamba,
kemudian diangkat untuk dimasukkan ke dalam keranda. Sambil ditanggung, diantarlah ke kubur. Dimasukkanlah aku ke dalam liang lahat, lalu bergoncanglah tanah kuburnya, dan dirasakan oleh aku begitu sangat sakitnya dan pedih dirasakan seperti hancur lebur daging ini. Berpisahlah seluruh persendian tulang dan habislah tak tersisa hilang rasanya, ya Nabi Isa Ruhullah.”
 
“Hai Raja Jumjumah, bagaimana rasanya ketika masuk ke bumi dan (mendengar) suara dari pertanyaan Munkar dan Nakir?” tanya Nabi Isa kembali.
 
Raja Jumjumah menyahut, “Ya Nabi Isa Ruhullah, setelah selesai hamba dikuburkan oleh jama’ah, kemudian datanglah dua malaikat, pertama bernama Munkar, dan yang kedua bernama Nakir yang diperintahkan oleh Allah untuk menanyai orang-orang di dalam kubur. Kemudian kata kedua malaikat tersebut kepada hamba. Hai orang durhaka yang celaka, tutiskan olehmu perbuatan yang telah engkau perbuat di dalam dunia, baik jahat maupun baik semuanya. Seluruhnya tuliskan olehmu; jangan kau sembunyikan, agar di hadirat Allah semuanya itu dibalas”.
 
“Kata hamba, untuk menulis itu, apa tintanya, kalamnya, dan kertasnya untuk hamba. Ujar Malaikat itu, ‘Hai orang durhaka yang celaka, sebagai tintanya adalah air mulutmu, kalamnya adalah telunjukmu, dan kertasnya itu adalah kain kafanmu. Maka seluruh perbuatanmu yang baik dan jahat; dosa besar dan dosa kecil seluruhnya tuliskan olehmu; segeralah kautuliskan. Mengapakah, hai orang durhaka yang celaka, dirimu diam, apakah itu keinginanmu?’. Oleh karenanya, ditulislah oleh hamba”.
 
“Dalam pikiran hamba mengatakan bahwa ternyata banyaklah dosa hamba, dan sedikit saja pahala hamba. Ah, tidak akan kutulis dosa-dosanya. Malaikat berkata. ‘Hai orang durhaka yang celaka, tuliskan seluruh dosamu yang kauperbuat. Dari dosa besar maupun dosa kecil jangan engkau sembunyikan. Selanjutnya hamba tuliskan semuanya baik jahat maupun baik. Kata hamba, ‘Wah, sekarang dosaku sangat banyak tidak terhitung lagi, ya Nabi Isa Ruhullah. Segala hal perbuatannya tidaklah dapat hamba katakan kepada tuan, melainkan Allah SWT juga yang amat mengetahuinya”.
 
“Tiba-tiba ada dua malaikat yang sangat hitam, amat tinggi dan besar seperti pohon kurma. Dari mulutnya keluar api yang menyala-nyala. Kemudian berkata kepada hamba, katanya, ‘Hai orang durhaka yang celaka, siapa Tuhanmu, siapa nabimu, apa agamamu, siapa imammu, apa kiblatmu, dan siapa saudaramu”?
 
“Lalu sahut hamba, ‘Engkaulah Tuhanku”.
 
“Setelah didengar jawaban tersebut oleh malaikat, ia sangat marah. Kemudian dipecut dengan cemetinya yang bercabang-cabang. Setiap cabangnya keluar api yang menyala. Kalau saja cemeti yang bercabang itu dipukulkan ke atas bumi ini, maka akan ratalah ia atau bukit pun akan rata dan terlihat hancur.
 
“Demikianlah, hamba dipukulnya, yang menyebabkan tubuh hamba hancur. Persendian-persendian tulang pun cerai-berai. Dagingnya juga hancur-lebur. ibarat awan yang ditiup angin kencang. Demikianlah rasanya; dipukul tiga kali berturut-turut. Malaikat berkata lagi, ‘Hai bumi, jepitlah orang durhaka yang celaka itu. Makanlah olehmu dagingnya sebagai suatu rejeki, karena ia orang yang durhaka kepada Allah Ta’ala’. Setelah itu, dijepitlah hamba oleh bumi. Habislah luluh lantaklah tubuh hamba, serta daging pun hancur tercerai-berai. Persendian-persendian tulang juga hancur-remuk. Ujar bumi, ‘Hai orang durhaka yang celaka, tatkala engkau tinggal di atasku. seluruh keinginanmu yang durhaka kaulakukan di atasku, seperti zina, dan lain-lainnya yang dilarang oleh Allah SWT”.
 
“Setelah dijepit oleh tanah tersebut, bumi berkata kembali, ‘Hai orang celaka yang durhaka, sekarang engkau masuk ke dalam perutku, maka akulah rupa yang buruk, dan akulah rumah yang berisi siksaaan akulah juga rumah yang berisi seluruh bau busuk dan anyir”.
 
“Selanjutnya, hamba melihat dua orang yang sangat hitam rupanya. Kepalanya sangat besar seperti bukit di negeri Syam. Kedua orang itu yang ternyata adalah malaikat, kemudian membawa hamba”.
 
“Setibanya di bawah ‘Arsy Allah Ta’ala, terdengarlah oleh hamba satu suara, yang mengatakan, ‘Hai Malaikat-Ku, bawalah orang durhaka yang celaka itu ke dalam neraka. Buanglah ia ke dalam siksa yang sangat menyiksa itu’. Kemudian hamba dibawa oleh malaikat itu ke neraka. Sesampainya di pintu neraka, hamba diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, seraya mengatakan, Hai Malaikat Zabaniyah, masukkan orang yang celaka ini ke dalam neraka Siksalah dia dengan siksaan yang sangat menyiksa”.
 
“Setelah itu, hamba pun dimasukkan ke dalam neraka yang amat sangat menyiksa itu. Terlalu banyak macamnya siksaan dan azab yang hamba lihat. Hamba sering menangis dan mengerang menyaksikan keadaan siksa neraka itu. Ucap hamba, ‘Oh, siapa lagi yang hamba harapkan, dan siapa lagi yang akan mengasihi hamba. Oh, bagi hamba sangat diharamkan sekali-kali untuk berbuat dosa, seandainya hamba berada di dalam dunia hanya sesaat saja lamanya”.
 
“Pada waktu itu, hamba tidak mengetahui lagi bagaimana nasib hamba selanjutnya. Namun, kemudian hamba melihat empat buah kursi tersimpan di kanan dan kiri ‘Arsy Allah Ta’ala. Lalu hamba menanyakan kepada malaikat yang menyiksa hamba mengenai siapa yang mendapatkan anugerah Allah Ta’ala Al Karim itu. Jawab Malaikat, Adapun satu kursi itu adalah dianugerahklan kepada Nabi Muhammad Rasulullah. Satu kursi berikut adalah untuk Nabi Ibrahim khalilullah. Satu kursi lagi untuk Nabi Isa Ruhullah Dan satu kursi sisanya adalah bagi Nabi Musa Kalamullah”.
 
“Pada saat itu, hamba lihat seorang tua duduk di atas satu kursi dan dari hidungnya senantiasa keluar api. Beberapa malaikat diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk memasukkan orang tua itu ke dalam neraka, serta dirantai yang membelenggu dan tali. Setelah selesai menjalani segala macam siksaan, hamba lihat ia dibawa ke atas mimbar. Bawalah ia ke dalam neraka dan rantailah serta belenggulah dan kekanglah pada lehernya. Sesungguhnya orang ini durhaka yang celaka tidak mau menuruti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya’.
 
“Dalam menjalani siksaan, rambut hamba habis terlepas dari kulit. Tulang hamba pun hancur dan patah-patah. Bibir hamba seperti bukit Haliyah besarnya. Tubuh hamba besarnya seluas seperti jauhnya orang yang mengendarai kuda sembrani selama tiga hari tiga malam. Seperti jarak itulah besarnya. Jika orang lari dengan kuda sembrani yang sangat tangkas selama tiga hari tiga malam, maka tebal bibir atas bawahnya sama seperti itu. Hidung hamba pun seperti bukit besarnya. Sementara mata dan telinga menjadi hamba tuli”.
 
“Hamba juga dikenakan pakaian yang terbuat dari kulit api neraka. Di dalam baju itu terdapat macam-macam binatang, seperti ular, kalajengking, dan lipan yang tercipta dari api neraka. Jika saja binatang-binatang itu diturunkan ke bumi, maka seluruh isi bumi dapat ditutupi oleh karena besar tubuhnya. Dan dengan marahnya binatang-binatang itu menggigit tubuh hamba”.
 
“Awalnya perut hamba diikat dengan tali dari api neraka, dan diikatkan kepada satu pohon yang tercipta dari api neraka juga. Selanjutnya kaki hamba disimpan di atas. Sedangkan kepala disimpan di bawah, seperti orang yang digantung sungsang andai saja penghuni dunia menyaksikan penyiksaan itu, niscaya seluruhnya akan sangat terkejut dan takut karena kedahsyatan siksaan itu. Setelah selesai dari tempat ini, hamba dibawa kepada saksi lain. Kemudian diserahkanlah hamba kepada Malaikat Zabaniyah”.
 
“Hamba disuruh untuk memakai suatu sepatu terbuat dari api yang panjangnya sepuluh gaz (+110 meter) dan tingginya empat puluh gaz. Apabila dipakai ke kaki sepatu itu, maka timbullah rasa hangus di dalam dada dan sangat meruyak hingga serasa hancur lebur. Asapnya naik sampai ke otak hamba. Ya Nabi Isa Ruhullah, makanan hamba dari tembaga dan timah yang melebur”.
 
“Setelah selesai menjalani siksan di tempat ini, kemudian hamba dibawa ke satu bukit api neraka Hamba lihat beribu-ribu bukit dari api neraka. Di atas bukit-bukit itu, terdapat batu-batu dari api neraka juga. Ada pula pepohonan yang tercipta dari api neraka pula, serta binatang-binatangnya yang terbuat dan api neraka juga”.
 
“Pada satu bukitnya, terdapat siksaan beribu-ribu macam, dan beribu-ribu macam api. Terdapat pula sungai-sungai api yang airnya berasal dari tembaga, timah, dan besi yang telah melebur. Ada juga airnya yang berasal dari darah dan nanah yang berbau sangat anyir dan busuk.”
 
“Tiap-tiap sungai, airnya berputar-putar, dan bunyinya bagaikan guruh dan halilintar yang membelah angkasa. Demikianlah yang hamba dengar, terdengar hingga seribu tahun perjalanan manusia”.
 
“Ketika hamba sampai di atas bukit. Binatang-binatang itu disuruh oleh malaikat Zabaniyah menyiksa hamba beratus-ratus kali. Andai saja anak dari dari seekor ular di antaranya yang terjatuh ke bumi, maka hancurlah bumi karena bisanya”.
 
“Lalu hamba dibawa ke dalam sungai. Seluruh anggota badan dan persendian tulang rasanya seperti hancur lebur. Tiga ratus kali hamba digigit, kemudian di bawah bukit beribu-ribu siksaan dan azab Allah Ta’ala hamba rasakan lagi, dan tubuh hamba diikat dengan tali dan api dan dirantai yang terbuat dari api juga. Hamba pun diikatkan kepada sebuah pohon yang terbuat dari api neraka juga. Sedangkan rantai membelenggu hamba dan dililitkan pula kepada pohon itu. Hanguslah tubuh hamba dan hancurlah daging hamba rasanya”.
 
“Hamba sendiri ketika hidup kembali tidaklah ada bandingannya siksaan-siksaan yang telah dialami itu, ya Nabi Isa Ruhullah. Begitu menderitanya, hamba pun menangis dengan menjadi-jadi serta berseru-seru kepada Allah Azza wa Jala, ‘Ya Ilahi, Ya Robbi, Ya Saidi, Ya Maulayya, Ya Tuhanku, telah hanguslah segala tubuh hambamu dan hancur leburlah daging hamba, serta meluruh dari kulitnya hamba rasakan ya Tuhanku, perut hamba pun jadi melorot ke bawah, hingga hamba dapat duduk di atasnya’. Demikianlah seruan hamba ke hadirat Allah Ta’ala. ya Nabi Isa Ruhullah”.
 
“Hamba kemudian lihat banyak orang yang mendapat siksa, dan datanglah ular, kalajengking, dan lipan dari api menggigit mereka sama seperti yang menggigit tubuh hamba. Mereka pun meraung-raung karena terlalu sangat sakitnya. Dan menangis begitu memilukan. Hamba katakan, ‘Hai Malaikat Zabaniyah, apakah dosanya dari orang-orang itu hingga disiksa dengan yang demikian itu?”.
 
“Malaikat Zabaniyah menjawab, Hai orang durhaka yang celaka, ketahuilah olehmu bahwasanya orang itu tidak mau mandi junub serta tidak suci dirinya ketika ia pergi ke mesjid, demikianlah dosanya orang itu.”
 
Raja Jumjumah berkata, “Ya Nabi Isa Ruhullah, hamba lihat orang-orang yang matanya dituangi dengan api yang menyala-nyala, la terbaring dan tergantung seraya berseru kepada Allah SWT. Hamba pun bertanya kepada Malaikat Zabaniyah, mengenai hal itu. la menjawab bahwa sesungguhnya orang itu ketika di dalam dunia sering mengintip aurat isteri orang lain, serta berusaha menggodanya.
 
“Ya Nabi Isa Ruhullah, hamba juga melihat seorang perempuan yang tengah muntah-muntah dengan lidahnya yang menjulur hingga ke kakinya. Dari mulutnya keluar nanah dan darah yang menggumpal-gurnpal. Kemudian disuapinya dengan daging dari api, serta digantung secara sungsang. Kepalanya di posisi bawah sedangkan kakinya berada di atas. Dan di bawahnya ada api yang menyala-nyala, la menyeru-nyeru dengan tangisannya yang sangat memilukan; suaranya begitu ramai menyayat. Hamba pun bertanya kepada Malaikat Zabaniyah, ‘Apakah dosa dari orang itu’? Malaikat menyahut, ‘Mereka itulah yang telah melakukan aborsi”.
 
“Sebagian yang hamba lihat lehernya tergantung pada rantai dari api yang menyala-nyala, dan hamba bertanya lagi kepada Malaikat Zabaniyah, Apa dosanya orang itu?’ ‘Orang itu tidaklah sekali-kali mau mengambil air untuk, sembahyang ketika hidupnya di dalam dunia’, ujar Malaikat Zabaniyah.”
 
“Seluruh persendian hamba pun lemah dan letih rasanya. Tubuh hamba pun bergemetar, karena kedahsyatan dan ketakutan hamba menyaksikan azab Allah Ta’ala tersebut, ya Nabi Isa Ruhullah. Lalu hamba pun bertanya kepada Malaikat Zabaniyah, Siapa yang mandi dan siapa pula yang meminum air sungai tersebut? “
 
“Dijawab oleh Malaikat Zabaniyah, Hai orang durhaka yang celaka, adapun yang mandi dan minum air sungai itu adalah orang-orang yang disiksa di dalam neraka”.
 
“Ya Nabi Isa Ruhullah, hamba lihat di dalam neraka itu beribu-ribu selokan dari api neraka, dan dari selokan tersebut terdapat beribu-ribu rumah; dari satu rumah, terdapat beribu-ribu pintunya; dan dari satu pintunya, terdapat beribu-ribu bilik dan beribu-ribu bangku; dan dari satu bangku terdapat beribu-ribu ambalan; dan dari satu ambalan, terdapat beribu-ribu hamparan dan bantal dan beribu ribu azab Allah Ta’ala; dan seluruh siksaan tersebut, berasal dari api juga”
 
“Nabi Isa Ruhullah, hamba lihat di dalam neraka itu ada mahligai dari api dan pada satu mahligainya terdapat beribu-ribu pintu, dan pada satu pintu terdapat beribu-ribu bilik dan bangku; dan dari satu bangku terdapat beribu-ribu hamparan dan bantal. Bahwasanya pada tiap-tiap barang tersebut, kainnya berasal dari api neraka”.
 
“Ya Nabi Isa Ruhullah, hamba lihat di dalam neraka itu ada bermacam-macam
binatang, ada yang seperti gajah, kuda, singa, keledai, kalajengking, lipan, burung, babi, anjing, dan kucing. Seluruhnya berasal dari api yang bermacam-macam. Sesungguhnya seluruh binatang tersebut kerjanya adalah untuk menyiksa penghuni neraka”.
 
“Sesudah hamba merasakan dan melihat berbagai macam siksaan neraka, hamba dibawa oleh malaikat Zabaniyah ke atas bukit yang bernama bukit Sakuna. Sampai ke atas bukit tersebut dapat ditempuh oleh manusia biasa adalah selama 70.000 tahun. Dan terdapat 70.000 tempat pemberhentian. Terdapat pula 70.000 macam siksa di tempat itu, ya Nabi Isa Ruhullah”.
 
“Di bukit Sakuna terdapat 70.000 malaikat yang pekerjaannya adalah menghancurkan tembaga, timah, dan besi sebagai bahan untuk menyiksa orang yang tidak mau menuruti akan perintah Allah Ta’ala dan Rasul Nya, juga menyiksai hamba di bukit itu Hamba rasakan tidak ada sesuatu pun yang menyamai azab tersebut”.
 
“Ya Nabi Isa Ruhullah, seluruh siksaan yang ada di dalam dunia, tidak ada satu pun yang sama dengan siksaaan yang ada di akhirat. Di bukit itu hamba lihat dan hamba dengar, penuh dengan ular dan kalajengking, dan binatang-binatang buas isinya”.
 
Ucap Raja Jumjumah, “Ya Nabi Isa Ruhullah, adalah bermacam-macam siksaan yang hamba lihat yang tidak mungkin habis hamba ceritakan kepada tuanku mengenai siksaan itu. Setelah selesai hamba menjalani siksaan-siksaan, maka datanglah seorang malaikat untuk menyampaikan amanat dari Allah kepada Malaikat Zabaniyah bahwa Allah Ta’ala telah mengampuni dosaku. Allah Ta’ala telah menganugerahi kasihnya. Penyiksaan kepadaku dilakukan karena perintah Allah semata. Dan kini aku telah diampuni oleh Allah Ta’ala terhadap seluruh dosaku.”
 
Nabi Isa berbicara, “Hai Raja Jumjumah, berbahagialah tuan telah begitu besar dianugerahi Allah SWT telah melepaskan azab. Sesungguhnya segala perbuatan jika tidak benar niatnya, maka sembahyang dan ibadahnya pun tidak akan memberinya manfaat apapun”.
 
“Hai Raja Jumjumah, ceritakanlah oleh Tuan seluruh siksaan yang telah dialami kepada orang-orang agar mereka menjadi takut dan bertobat setelah mendengarkannya.”
 
Kata Raja Jumjumah, “Ya Nabi Isa ruhullah, tidaklah hamba dapat merasakan penderitaan lagi, dan tidaklah pula dapat menceritakan lagi mengenai siksaan siksaan dan azab Allah Ta’ala. Karena tuan adalah Ruhullah, hamba mohonkan kepada Allah SWT agar dapat hidup kembali dan masuk ke dalam perut ibu hamba supaya dapat berbakti ke hadirat Tuhan RobbulArsyil Azim, maka semoga dapat terlepas dari siksaan yang telah hamba rasakan, dan hamba telah
melihatnya juga. Akan tetapi terhadap kerajaan hamba, janganlah tuan mohonkan hamba untuk kembali lagi berkuasa.”
 
Setelah Nabi Isa Ruhullah mendengar permohonan tersebut, ia segera mengambil segengggam tanah. Kemudian dibasuhkanlah kepada kepala tengkorak dan ditutupnya dengan kain putih.
 
Selanjutnya, Nabi Isa as melaksanakan sholat dua rakaat. Lalu berdo’a kepada Allah agar keinginan dari Raja Jumjumah dapat terkabul. Allah SWT pun mengabulkan permohonan Rasul-Nya itu.

Kaji Diri

Mari kita luangkan waktu untuk sama-sama Belajar Bersama,

TITIK

Candi

Mengutif pembicaraan antara Abu Nawas yang bercerita kepada Mamak Kalampayan lalu menceritakan pula kepada Pak Lebai Malang yang pada suatu hari juga berdongeng kepada Pak Belalang, Kisah ini sampailah kepada Kang Kabayan.

Kiamat menurut Islam di tandai dengan beberapa pertanda,

  • Kemunculan Imam Mahdi

  • Kemunculan Dajjal

  • Turunnya Nabi Allah Isa

  • Kemunculan Ya’juj Ma’juj

  • Terbitnya Matahari dari Barat ke Timur

  • Pintu maaf, pintu pengampunan Tertutup

  • Dabbatul Ardhi, Dabbat Al Ard, Binatang Melata keluar dari tanah dan akan menandai mu’min yang sebenar-benarnya,

  • Kabut selama 40 Hari yang akan mematikan semua orang-orang yang beriman sezati,

  • Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

  • Pemusnahan/runtuhnya Ka’bah

  • Tulisan dalam Al Quran akan lenyap

  • Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

  • Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yang ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

“jika engkau lebih mengejar duniawi dari pada mengejar dekat dengan-Ku maka akan Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurga-Ku”

Yang dimaksud dengan dajjal yang bermata satu, artinya hanya memandang sebelah mata, hanya menganggap bahwa apapun itu di dunialah ini segala-galanya, orang-orang yang hanya memikirkan duniawi dari pada akhirat.

Kerugian meninggalkan kewajiban, tergantung yaqin akan ilmu dan ikhlas beramal :

  • Subuh, Cahaya wajah akan pudar,

  • Zuhur, Berokah penghasilan akan hilang,

  • Asar, Kesehatan mulai terganggu,

  • Maghrib, Pertolongan anak cucu sangat jauh di akhirat nanti,

  • Isya’, Kedamaian dalam tidur sulit didapatkan,

Dengan niat Belajar, mari kita belajar bersama, ikhlas beramal ( sampaikanlah ilmu walau hanya 1 ayat) Saling Asah Saling Asih Saling Asuh saling nasehat menasehati, ketika sedang ziarah kubur :

  • DIRI adalah tempat yang paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah diri dengan Niat Suci Yaqin Iman Taqwa Taat Patuh Sabar Tabah Ikhlas Ridho Tawadhu Tawakkal Hikmah Syukur,

  • DIRI adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah diri dengan bersilaturahiim,

  • DIRI adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah diri dengan memperbanyak mengkaji Al Quran, menjalani, mengalami, mengerti dan faham.

  • DIRI adalah tempatnya penyakit-penyakit yang merusak, maka racunilah ia dengan Ilmu Ikhlas beramal soleh berzakat berinfak dan bersodaqoh,

  • DIRI yang menyempitkanmu hingga hancur bilamana Angkuh Riak, Sombong, Takkabur, Iri, Dengki, Tammak, Serakah, Tak pernah Puas, Hasut Khianat Benci Dendam Kesumat, bebaskan kesempitan itu dengan Dzikrullah Ingat Kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran,

  • DIRI adalah tempat untuk menenggelamkanmu kedalam hawa nafsu yang sangat menyakitkan, bebaskan belenggu itu dengan berpuasa,

  • DIRI adalah tempat Malaikat bertanya, Persiapkanlah jawaban dengan memperbanyak mengucapkan Kalimah “LAILAHAILALLAH”

Sampaikanlah walau hanya satu ayat, walaupun itu disampaikan hanya kepada satu makhluk hidup.

  • Disaat anda membawa DIRI, Iblis biasa-biasa saja dan memperhatikan,

  • Disaat anda membukanya, Iblis mulai curiga, dan mencegahnya,

  • Disaat anda membacanya, Iblis mulai gelisah, dan mencegahnya,

  • Disaat anda mengkajinya, Iblis mulai kejang-kejang dan mulai menjaga jarak dengan sesekali mencegahnya secara halus,

  • Disaat anda menjalaninya, mengalaminya, Iblis mulai mengibarkan bendera peperangan,

  • Disaat anda mengerti dan memahaminya, ia mulai menjauhi, bila ia mendekat hangus terbakar,

  • Disaat anda mengamalkannya dalam setiap sendi kehidupan, Iblis melemparkan handuk tanda menyerah,

  • Disaat anda membaca ini, ia mulai bergejolak dengan bermacam rasa,

  • Ketika anda ingin membaca tentang ini, lagi-lagi iblis mencegahnya,

  • Ketika anda hendak mengkaji tentang ini, lagi-lagi iblis mempengaruhinya,

  • Iblis berbisik;“Buat apa semua ini, hal ini hanya membuang waktumu saja, hanya sia-sia belaka, tak ada gunanya,

“Walau hanya sebesar debu amal perbuatan, apapun yang dilakukan, jangankan yang nyata, hal-hal yang tersembunyi di DALAM hatipun Allah SWT Mengetahui dan memperhitungkannya”

“Tidak ada sesuatupun yang sia-sia dijadikan Allah SWT”

“Tidak Akan AKU jadikan Alam Semesta ini kalau bukan karena NUR Muhammad,”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud ‘Kalian tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kalian’ adalah kalian tadinya mati dalam sulbi orang tua masing-masing, tidak berupa apa-apa sampai Allah menciptakan kalian, kemudian Dia mematikan kalian dengan kematian yang sebenarnya, lalu Allah hidupkan kalian kembali ketika Dia membangkitkan kalian. Ibnu Abbas juga mengatakan bahwa ini seperti firman Allah dalam ayat lain, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan Engkau telah menghidupkan kami dua kali pula.” (QS Al-Mu’min: 11)

Tukang

Tukang Bangunan

Tukang Bangunan

Kebanyakan orang tua menginginkan anaknya berhasil sukses, sekolah tinggi, diterima kerja di pemerintahan, dapet gaji bulanan, dikasih jabatan, tidak kekurangan pendapatan, biaya hidup serba kecukupan, bila menginginkan kendaraan mobil atau rumah SK bisa di jadikan agunan, istri bisa ikut arisan bulanan, untuk urusan dunia sudah ada jaminan,

Tapi di balik itu semua, Sangat jarang orang tua mengarahkan anaknya untuk menjadi Tukang, padahal untuk bisa menjadi Tukang ini diperlukan banyak pengalaman, menguasai medan, mengetahui arah tujuan, mengenai hasil rezeki kebutuhan hidup, semua sudah ada, sudah disediakan, tinggal bagaimana cara kita meraihnya, tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing Tukang,

1 Muharram 1437 H

MekkahMadinah

Sebentar lagi kita akan memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2015, 1 Muharram Tahun Baru 1437 Hijriyah kali ini, semoga kita dapat membawa kesadaran masyarakat terhadap makna sesungguhnya Ingat dan Sadar, yang tak lepas dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

“Peringatan pada tahun ini juga diharapkan bisa mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik,” itulah makna tahun baru Islam yang sebenarnya. Setiap memasuki tahun baru Islam, kaum Muslim hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. 

 
Peristiwa HIJRAH umat Islam dari Makkah ke Madinah bukan saja mengandung nilai sejarah dan strategi perjuangan, tapi juga mengandung nilai-nilai dan pelajaran berharga bagi perbaikan kehidupan umat secara pribadi dan kejayaan kaum Muslim pada umumnya.
 
Maka, seyogianya dalam memaknai tahun baru Islam ini, kita menggali kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah. 

Keutamaan Tahun Hijriyah

Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama ‘Tahun Muhammad’ atau ‘Tahun Umar’. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani).
Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura, yang mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami (dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan kaisar pertama yang dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno (naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan Tahun Samura). 
 
Penetapan nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan Sayyidina Umar bin Khattab. 
 

Seandainya Sayyidina Umar berambisi untuk mengabadikan namanya dengan menamakan penanggalan itu dengan “Tahun Umar” sangatlah mudah baginya melakukan itu. Sayyidina Umar tidak mementingkan keharuman namanya atau membanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan Islam itu.

Sayyidina Umar malah menjadikan penanggalan itu sebagai jaman baru pengembangan Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai historis yang amat tinggi harganya bagi umat Islam. 

 
Selain Sayyidina Umar, orang yang berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Keponakan Rasulullah Saw inilah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan Makkah menuju Yatsrib (Madinah).
 
”Dipandang dari ilmu strategi, hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah mengembangkan iman dan mempertahankan kaum mukminin.” 
Tahap Awal Daulah Islamiyah

Hijrah adalah momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat Islam, yang diawali dengan eratnya jalinan solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Jalinan ukhuwah yang menciptakan integrasi umat Islam yang sangat kokoh itu telah membawa Islam mencapai kejayaan dan mengembangkan sayapnya ke berbagai penjuru bumi. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani. 

 

Bisa dimengerti, jika umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat jalinan ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar.

Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik. 

 
Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. 
Allah SWT mengingatkan dalam QS 59:18,  ”Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).” 

Pada awal tahun baru hijriyah ini, kita bisa merancang hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, menambah Iman Taqwa,

”Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah,” sabda Rasulullah. Kita ubah ketidakpedulian terhadap kaum lemah menjadi sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah kepada fakir miskin, anak yatim piatu, bisa melalui badan amil zakat ataupun melalui yayasan-yayasan yang berbasis pembinaan pendidikan, pondok pesantren, panti asuhan atau disumbangkan ke tempat-tempat ibadah,

Selain itu juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan dan kerja sama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja, mengubah hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri, dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain.

Dengan kekuatan iman dan keeratan ukhuwah Islamiyah seperti kaum Muhajirin dan Anshar, umat Islam bisa kuat dan bahu-membahu memenangkan kemuliaan disisi Allah SWT, menegakkan syi’ar Islam berazaskan tauhid,

Sejarah Tahun Baru Islam : Kalender Hijriyah

Seperti disebutkan di atas, setidaknya ada dua nama penting dalam sejarah kalender Hijriyah, yakni 

  1. Sayyidina Umar bin Khathab sebagai pencetus ide penetapan kalender Islam.
  2. Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai penggagas awal perhitungan tahun.

“Pada suatu hari Sayyidina Umar bin Khathab memanggil dewan permusyawaratan untuk membicarakan perihal sistim penanggalan. Sayyidina Ali bin Ali Thalib mengusulkan agar penanggalan Islam dimulai sejak peristiwa hijrah ke Madinah, Usul Sayyidina Ali bin Ali Thalib kemudian diterima sidang. Sayyidina Umar menerima keputusan sidang dan mendekritkan berlakunya Tahun Hijriyah. Peristiwa hijrah merupakan momentum zaman baru pengembangan Islam, melandasi kedaulatan Islam”.

Momentum Ukhuwah Islamiyah

Sistem Penanggalan Tahun Hijriyah merefleksikan suatu moment perjuangan umat Islam untuk tetap survive, yakni dengan hijrah dari Makkah ke Madinah. 

Hijrah adalah momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah tempat tatanan masyarakat Islam terbentuk. 
 
Pembangunan Daulah Islamiyah Madinah oleh Nabi Muhammad Saw diawali dengan:
  1. Pembangunan masjid (Masjid Quba) sebagai sentral aktivitas umat Islam.
  2. Penguatan rasa persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
  3. Penyusunan Piagam Madinah sebagai “konstitusi” Negara Islam Madinah yang mengatur hubungan antar warga masyarakat Madinah, termasuk hubungan Umat Islam dengan kaum Yahudi.
Kaum Muhajirin-Anshar telah membuktikan bahwa ukhuwah Islamiyah atau solidaritas Islam bisa membawa umat Islam jaya dan disegani,
 
Daulah Islamiyah yang dibangun mereka di Madinah dengan tuntunan langsung Nabi Muhammad Rosulullah Saw telah menunjukkan toleransi yang sangat tinggi terhadap sesama manusia.
Maka, setiap pergantian Tahun Hijriyah, sebenarnya merupakan momentum pengeratan solidaritas sesama Muslim. 
 
Kita saling mengingatkan bahwa sesama manusia, mukmin itu bersaudara, bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” (Qs Al-Hujarat 10).

“Orang Mukmin satu dengan yang lainnya seperti sebuah bangunan, satu sama lain saling menguatkan” HR. Bukhari dan Muslim].

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”. [HR Bukhari, Muslim, Ahmad].

Semoga kita memahami sejarah tahun baru Islam dengan benar, menyikapinya dengan benar, juga mampu menggali maknanya dengan benar pula hingga mampu memicu semangat hijrah dalam diri, menuju iman, taqwa, taat, patuh, sabar, tabah, ikhlas, tawakkal, tawadhu, hikmah dari peristiwa, selalu bersyukur atas segala nikmat Allah SWT, ilmu yang bermanfaat, dan juga amal yang lebih baik, Aamiin.

Pak Belalang (Bag. 10)

Gambar Tawon hinggap dikaki, kiriman dari sahabat diseberang pulau sumatra

Pak Belalang Bagian 10 ini menceritakan tentang “Persahabatan dengan Alam” dalam kehidupan keseharian Pak Belalang, semenjak ditinggal istrinya yang pergi ketempat saudaranya, tinggallah Pak Belalang sendiri di rumah, Tidur-tidur sendiri, bangun sendiri, cuci pakaian di sungai sendiri, mandi sendiri, makan minum juga sendiri, 

Pada suatu hari datanglah seekor Tawon kerumah Pak Belalang, dilihatnya tawon itu mondar mandir kesana kemari seperti yang sedang kebingungan, tak lama hinggaplah tawon itu di sebuah kusen pintu kamar Pak Belalang, setelah diperhatikan, tawon tersebut seperti mengeluarkan sesuatu liur dari mulutnya, melalui liur ini lah tawon tersebut membuat sarangnya,

Setelah mengetahui kegiatan dari pada tawon tersebut, Pak Belalang mulai bertanya-tanya dalam hati, betapa sulitnya seekor tawon menjalani kehidupan, terbang mencari madu diputik-putik bunga, terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain, setelah terkumpul terbanglah mereka kesebuah tempat yang menurut mereka aman, di tempat itulah dia membuat sarang,

Dalam kesibukkannya membuat sarang, tawon tersebut merupakan tawon yang pintar, dapat mengetahui jalan masuk dan juga jalan keluar mencari sari pati bunga, bila masuk dari jendela keluarpun dari jendela, bila keluar dari pintu masuknya dari pintu itu juga,

Suatu hari Pak Belalang sedang duduk santai ditepi jendela, menghirup dan menikmati udara segar yang bertiup dari gunung turun ke lembah, betapa segarnya udara yang dinikmati pada pagi hari itu, ditambah lagi dengan harumnya aroma kopi hangat, 

Pak Belalang teringat dengan tawon yang hinggap dan sedang membangun sarang dikusen pintu kamar di dalam rumah Pak Belalang, dilihatnya tawon itu hendak keluar dari kamar, seperti menundukkan kepala sebentar, terus langsung terbang mengarah ke Pak Belalang, Pak Belalang terasa gelisah, didalam hati bergumam, “jangan-jangan nanti saya di sengatnya”, seketika itu tawon berhenti di udara sambil mengepakkan sayapnya, seperti hendak menyampaikan sesuatu dengan mengeluarkan bebunyian dari kepakkan sayapnya, setelah itu tawon itu pun keluar jendela tepat disamping Pak Belalang, lalu terbang semakin jauh menyisakan sebuah titik hitam kuning di awan, selanjutnya titik itupun lenyap ditelan awan,

Keesokan harinya seperti biasa, duduk lagi dipinggir jendela, tiba-tiba terdengar suara yang dikeluarkan dari kepakkan sayapnya seperti menyebut Assalamu’alaikum, dengan serta merta Pak Belalang menjawab Wa’alaikumsalam warohmatullah, tak lama kemudian tawon itu berlalu lagi seperti biasa di samping Pak Belalang,

Pak Belalang mengambil sebuah kitab, di carinya didalam kitab itu, didapatlah sebuah ayat yang berbunyi :

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah : Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia.

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.
(QS. An Nahl [16]: 68-69)

Ternyata ada sebagian haq tawon untuk membuat sarang ditempat-tempat yang dibuat oleh manusia,

Suatu ketika Tawon itu pun berdiam diri didepan sarangnya, seperti hendak menyampaikan sesuatu, tiba-tiba Pak Belalang merasa seperti kesetrum tidak ingat apa-apa, lalu seperti mendengar suatu yang berkata-kata :

Lebah itu bisa Berbicara kepada Pak Belalang, Ya tuan, sebelumnya maafkan kami, yang telah membuat kotor dirumah tuan, maafkan kami yang telah membuat sarang di kusen pintu ini, bukan kehendak kami, tapi inilah tempat yang terbaik bagi kami, sebuah tempat yang diberikan dan dipilihkan kepada kami, hanya saja ini merupakan suatu kebetulan, bahwa rumah ini merupakan rumah Pak Belalang,

Kehidupan kami sama juga dengan kehidupan makhluk-makhluk yang lain, sebelum kami mempunyai keturunan, kami membuatkan sarang untuk kami dan keluarga kami, dengan berusaha kami mencari sari pati bunga, mengumpulkannya di dalam sarang itu, kami membangun sarang kami dengan liur kami, entah apa namanya bila didunia biologi, dengan liur ini lah kami membuat sarang untuk melanjutkan generasi penerus tawon dari keturunan kami, bila tuan merasa terusik dengan kehadiran kami disini, kami,,,, owh tidak,, tidak,,, jangan diteruskan,,, saya dengan senang hati justru senang telah ditemani oleh kalian, saya merasa terhibur, dan banyak yang bisa saya ambil hikmah dari pelajaran ini, anggaplah saya sebagai saudara kalian, “baiklah tuan, jika begitu adanya, sayapun merasa bahagia, saya berangkat kerja lagi ya tuan,

Setelah selesai bercakap-cakap, Pak Belalang merasa kecapaian, rasanya seperti habis bekerja mencangkul disawah berhektar-hektar, lalu Pak Belalang pergi kedapur menyeduh segelas kopi.

Demikianlah Kisah dongeng Pak Belalang Bagian 10 ini, kisah ini hanya sekedar dongeng dari nagari antah berantah, tentang persahabatan Pak Belalang dengan Alam.

Belajar Bersama

Belajar Bersama Alam

Setiap hari kita hidup dihadapkan pada perbedaan, begitu kita keluar dari rahim ibu kita, kita sudah dihadapkan kepada dunia yang tidak sama lagi seperti ketika kita masih hidup didalam rahim ibu, disinilah kita perlu untuk Belajar Bersama,

  • Belajar Bersama Guru kita,
  • Belajar Bersama Orang Tua kita,
  • Belajar Bersama Tetangga kita,
  • Belajar Bersama Sahabat kita,
  • Belajar Bersama Alam,
  • Belajar Bersama Secara Online,
  • Belajar Bersama Dimana saja kita berada,
  • Belajar, Belajar dan terus Belajar.

Sebagai Insan Al Abror yang ada di dunia ini, sebaiknya kita mengetahui bahwasanya sejak kita terlahir kedunia, kebodohan kita sudah dibelah dan terbelah, mari kita kaji bersama, bahwa sedari ujung rambut sampai ke ujung ke-malu-an, kebodohan kita sudah dibelah, lihatlah melalui cermin atau kita saling berhadap-hadapan kita memperhatikan teman, dan teman memperhatikan kita, kita belajar berkaca DIRI, mari kita lihat dimulai dari kepala sampai ujung perut.

  • Garis tegak lurus diantara kedua alis,
  • Garis tegak lurus di antara kedua mata, ( garis hidung )
  • Garis tegak lurus yang memisahkan kedua lobang hidung kita,
  • Garis tegak lurus dibawah hidung kita, ( garis kumis )
  • Garis tegak lurus dibibir atas,
  • Garis tegak lurus dilidah,
  • Garis tegak lurus di bibir bawah,
  • Garis tegak lurus diujung leher,
  • Garis tegak lurus diujung leher,
  • Garis tegak lurus yang memisahkan dada kiri dan kanan,
  • Garis tegak lurus pusat keatas dan kebawah,
  • Garis tegak lurus dikemaluan.

Garis tegak lurus tersebut terhubung dari kepala sampai kemaluan, garis tersebut yang terbelah yang memisahkan kiri dan kanan anggota tubuh kita, sebagai bukti bahwa kita sedari terlahir sebagai Insan Al Abror kebodohan kita sudah dibelah menjadi dua, bagian kiri dan kanan, sebagai manusia kita hidup didunia berpasang-pasangan,

  • Bagian kiri kita ditujukan kepada niat dan laku yang jahat
  • Bagian kanan kita ditujukan kepada niat dan laku yang baik

Kita sebagai Insan Al Abror, Insan = manusia, Al Abror = membelah kebodohan, sudah seharusnya mengetahui yang mana yang baik yang mana yang jahat, tentunya untuk bisa menentukan itu semua, kita harus banyak Belajar Bersama.

Visi

  • Memisahkan yang mana yang jahat yang mana yang buruk
  • Hidup bersahabat bersama-sama bagi seluruh Makhluk Hidup di Alam Semesta

Misi

  • Memberikan Pelajaran dalam memisahkan yang mana yang jahat yang mana yang buruk dalam kehidupan ini
  • Belajar Bersama dalam waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kita

Motto :

Tiada Hari Tanpa Belajar, Belajar dan terus Belajar

Pepatah :

  • “Belajarlah Sampai Ke Negeri China”
  • “Belajarlah dimulai dari buaian sampai ke liang lahat”

Mari Kita Mulai Belajar Bersama

Pak Belalang (Bag. 9)

Pak Belalang Bagian 9

Pak Belalang pada bagian 9 ini menceritakan tentang “Membelah Kebodohan manusia dengan cara belajar bersama Alam, Belajar sama Angin” Kajian ini yang akan diajarkan kepada ketiga perampok yang ketahuan pernah merampok rumah Pak Belalang, karena mereka merasa malu, dan ingin bertaubat, akhirnya mereka bertiga sering meminta nasehat kepada Pak Belalang, sama Pak Belalang masing-masing mereka diberi nama dengan nama panggilan :

  • Si Buta
  • Si Tuli dan
  • Si Bisu

Semenjak kejadian peristiwa perampokan yang dilakukan oleh ketiga perampok dirumah Pak Belalang, sama Pak Belalang mereka bertiga tidak diadukan kepada raja, asalkan mereka tidak mengulangi perbuatannya dan ingin bertaubat, mereka tidak akan di adukan kepada raja, dalam perjanjian itu, mereka bertiga bertaubat, tidak ingin lagi bekerja menjadi perampok, pekerjaan itu sudah mereka tinggalkan, mendengar hal itu Pak Belalang merasa iba, sebagai imbalannya, mereka dipekerjakan dikebun milik Pak Belalang, dengan syarat mereka harus taat, patuh, sabar, tabah, ikhlas, ridho, dalam menjalani apapun yang dihadapi, dengan hal itu mereka sekarang sudah beralih propesi menjadi Tukang Kebun dikebunnya Pak Belalang, kebun Pak Belalang itu diberi nama :

  • Kebun Ketaatan

  • Kebun Kesabaran

  • Kebun Keikhlasan

Kebun Ketaatan, Taat dan patuh tidak mengulangi pekerjaan menjadi perampok, sungguh-sungguh bertaubat, tidak lagi melihat suatu hal yang maksiat, kebun ini dijaga dan dipelihara oleh Si Buta

Kebun Kesabaran, Sabar dan tabah dalam menjalani segala ujian demi ujian, apapun jenis dari segala ujian tetap tersenyum sabar dan tabah, dengan tidak lagi merasa bangga dengan segala bentuk pujian dan merasa tersinggung dengan segala hinaan, kebun ini dijaga dan dipelihara oleh Si Tuli

Kebun Keikhlasan, Ikhlas dalam mengerjakan segala amal perbuatan, dalam melaksanakan segala tugas dan kewajiban semua didasari dengan niat dan berbudi pekerti yang tulus mulia, dan tidak lagi membicarakan tentang keburukan dan kejelekan-kejelekan orang lain (ghibah), Tidak lagi membicarakan sesuatu hal yang tidak bermanfaat, kebun ini dijaga dan dipelihara oleh Si Bisu

Dalam berusaha, mereka bekerja bersama-sama saling bahu membahu, “saling asah asih asuh”, “sehidup sepenanggungan”, “serasan sekundang”, “saiyo sakato”, “sepintu sedulangan”, “berat sama dipikul ringan sama di jinjing”, “berdiri sama tinggi duduk sama rendah”, “saling mengingatkan saling menasehati”, “hidup berkesinambungan”, “bersahabat dengan alam, menjaga kelestarian alam”. “saling memberi saling menerima” dalam kondisi apapun.

Pada sabtu sore datanglah Pak Belalang ke kebun hendak memberikan nasehat kepada ketiga Tukang Kebunnya, dalam kunjungan itu bertanyalah mereka bertiga, kepada Pak Belalang,

Ya tuan,, “Sabtu kemarin, seminggu yang lalu, tuan mengatakan kepada kami bahwa, manusia itu bodoh, sudilah kiranya tuan menjelaskan kepada kami, Kenapa tuan mengatakan bahwa manusia itu bodoh,,?

Pak Belalang berkata : Baiklah akan saya jelaskan, ada syaratnya, syaratnya harus taat, patuh, sabar, tabah dan ikhlas, apapun penjelasan dari saya kalian terima saja, dan jangan banyak tanya sebelum saya menjelaskan, tanyalah nanti dikemudian hari, itupun bila kita masih diberikan panjang umur, sehingga kita bisa berjumpa kembali, sekarang ambillah oleh kalian bertiga :

  • Secarik kain berwarna hitam sepanjang setengah meter

  • Dua buah gumpalan kapas sebesar ibu jari

  • Sepotong Lakban seukuran kotak rokok

  • Segelas kopi sebungkus rokok sekaligus korek apinya

Mereka bertiga bingung, dan bertanya dalam hati buat apa yah semuanya itu,? ketika Si Tuli mau bertanya, yang mau bertanya sudah langsung di sikut sama Si Buta dan Si Bisu, udah di bilang tadi jangan banyak tanya, ini malah mau nanya, oh iya yah, saya lupa, hehehehe,

Mereka segera mencari dan menemukan persyaratan tersebut, setelah mereka mendapatkannya, mereka kembali menghadap Pak Belalang, 

Pak Belalang berucap : “Sekarang masing-masing peganglah secarik kain hitam, ikatlah dikepala, dan tutuplah kedua mata kalian dengan secarik kain hitam tersebut, bila sudah, maka dengarkan pertanyaan saya. “Ini apa”?

  • Si Buta menjawab, saya tidak tahu karena saya tidak melihatnya,

  • Si Tuli menjawab, saya juga tidak tahu tuan karena saya tidak melihat dan mendengarnya,

  • Si Bisu menjawab, saya juga tidak tahu tuan karena saya tidak melihat, tidak mendengar dan juga tidak dapat membacanya,

Pak Belalang berbicara : Baiklah sekarang kain itu jangan kalian lepaskan, tutuplah mulut kalian dengan Lakban itu, peganglah oleh kalian pensil ditangan kanan, kertas ditangan kiri yang akan saya berikan kepada kalian satu persatu, dan sekarang dengarkan pertanyaan saya, “Ini apa”?

  • Si Buta menulis, “tidak tahu”

  • Si Tuli menulis, “tidak tahu”

  • Si Bisu menulis, “tidak tahu”

Pak Belalang berujar : Baiklah, sekarang jangan kalian lepaskan tutup mata kalian, jangan kalian lepaskan lakban yang menutup mulut kalian, sebelum kalian pasang kedua kapas itu ketelinga, nanti dalam hitungan ke 7 kapas harus sudah terpasang, dan dengarkan, nanti ada pertanyaan saya, sekarang tutuplah kedua telinga kalian dengan kapas yang sebesar ibu jari tersebut, selanjutnya Pak Belalang bertanya kepada mereka “Ini apa”?

  • Si Buta menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda “tidak tahu”,

  • Si Tuli hanya terdiam saja sebagai tanda tidak mengerti,

  • Si Bisu mengangkat kedua bahu dengan membalikkan kedua telapak tangan sambil menggelengkan kepala kekiri sebagai tanda tidak mengetahui,

Pak Belalang lalu mengambil semua kapas yang menutup di telinga mereka bertiga, sekarang kalian bisa mendengar perkataan saya, maka dengarkan,

Dengan ditutupnya mata, ditutup mulut, ditutup telinga, kita tidak bisa mengetahui apapun, semua menjawab tidak tahu, disaat itu kita menjadi manusia yang bodoh, tak ubahnya sama saja seperti ketika kita sedang tertidur, tidak bisa melihat, mendengar dan berucap, semua panca indra tertutup,

Baiklah sekarang kalian hanya bisa mendengar, saya akan memberikan sebuah pertanyaan kepada kalian, maka tulislah oleh kalian jawabannya di kertas itu, jangan berbicara dan juga membisikkan kepada temannya, “Apa ini“? Seketika itu Pak Belalang meniup masing-masing telinga mereka bertiga, dan sekarang tulislah apa jawabannya,

  • Si Buta menulis, “ada suara ANGIN”

  • Si Tuli menulis, “ada ANGIN menyentuh telinga”

  • Si Bisu menulis, “ANGIN”

Baiklah, sekarang kalian sudah menulis jawabannya, dan semuanya menjawab dengan benar, “Semut diseberang lautan kelihatan, sedangkan gajah dipelupuk mata tidak nampak”, inilah sebagai bukti kebodohan nya kita, Angin yang ada disekitar kita. kita tidak tahu tidak kenal, Angin yang menimbulkan suara yang keluar dari mulut orang lain cepat sekali terdengarnya, sering dibilang orang kabar Angin/isu yang berkembang, cepat sekali diketahuinya, sedangkan Angin yang ada disekitar kita, kita tidak nampak, tidak terbaca, tidak terdengar.

Sekarang bukalah penutup mata dan lakban kalian, ada satu persyaratan lagi yang lupa saya sampaikan, Apa itu? jawab mereka serentak, hehehe Pak Belalang tersenyum, “kalian belum membuatkan segelas kopi lagi untuk saya, “hahahahaha”, semua tertawa, sampai-sampai cicak pun ikutan tertawa, hihihihihi…

Sambil ngopi dan santai-santai, barulah mereka membicarakan tentang usaha kebun yang mereka garap.

Demikianlah kisah pak Belalang bagian 9 ini, mari kita sama-sama Belajar, Belajar dan terus Belajar, mohon maaf bila ada perkataan yang kurang berkenan, mari kita “Belajar Bersama”.

Yayasan Insan Al Abror

Salurkan Bantuan anda ke sebuah Yayasan Insan Al Abror

Logo Yayasan Insan Al Abror
Yayasan Insan Al Abror
Menerima Donatur berupa : Dana Hibah, Infaq, Sodakoh, Amal jariyah, Wakaf, Hibah, Material Bahan Bangunan, Sumbangan dalam bentuk apapun untuk pembangunan Mushola, pembangunan Madrasah Ibtidaiyah, Pondok Pesantren Yayasan Insan Al Abror beserta perlengkapan Pengajaran, perlengkapan Pelajaran tempat dan pendukung sarana prasarana, hubungi:

Contact Person : +6281273090998
Rekening Bank Mandiri : 1690000084829
Azhari Bakri Yazid, Pembina Yayasan Insan Al Abror
https://yayasaninsanalabror.wordpress.com/