Pak Belalang (Bag. 5)

Pak Belalang Bagian 5

Dari hasil kerja sebagai Sang Peramal, banyak hadiah yang didapat dari pekerjaan Pak Belalang itu, pemberian hadiah dari sang raja, 2/3 nya dari hasil pendapatan dibelinya hewan ternak dan juga kebun, kebun tersebut ditanaminya dengan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan,

Hari demi hari, bulan demi bulan, sampailah bertahun-tahun, hewan ternak beranak pinak, pohon buah mulai bisa dipanen, sayur-sayuranpun sudah banyak yang dijual dipasar, kehidupan sudah mulai mapan.

Rumah Pak Belalang pun mulai nampak megah, bahagian depan rumah, dipasangi gembok, di rantai, di pantek dengan kayu, bagian halaman depan rumah dipasangi pagar digembok dan di rantai, banyak tetangga rumah Pak Belalang mentertawakan dan memperolok ulah Pak Belalang yang menggembok rumah dengan gembok dan rantai sebesar itu, Pak Belalang hanya tersenyum dengan hinaan para tetangganya.

Suatu masa, dikampung itu sedang terkena paceklik, sehingga banyak warga yang kesusahan, kemiskinan tak terelakkan, mereka-mereka yang berpikiran sempit mulai disusupi rasa putus asa, sehingga banyak yang beralih menjadi perampok,

Keberhasilan dan kesuksesan Pak Belalang, sampai juga ditelinga para perampok, suatu waktu, para perampok memasuki wilayah perkampungan Pak Belalang, setibanya didepan rumah Pak Belalang, salah satu para perampok berkata, rumah yang ini jangankan lemari sama kamar rumahnya, pagarnya saja digembok sebesar-besar mangkok, pintu rumah dan jendela di gembok dan di rantai, jangankan mau masuk kedalam, memotong gembok dan rantainya pun bisa memakan waktu yang cukup lama, bisa-bisa urusan kita sama satu rumah ini sampai subuh juga gak selesai-selesai,

Para perampok mengurungkan niat merampok rumah Pak Belalang, mereka memasuki perkampungan, merampok rumah-rumah yang tidak terlalu ketat keamanannya,

Pak Belalang turut prihatin dengan keadaan kampungnya, berhari-hari berminggu-minggu, perampokan semakin menjadi-jadi, alhasil habislah rumah-rumah orang kampung dirampok sama para perampok,

Suatu hari, para perampok mulai dirundung kebingungan, rumah yang mana lagi yang bisa kita rampok, menurut perhitungan saya, hanya rumah Pak Belalang yang belum kita rampok, berkata salah seorang perampok, bagaimana kita bisa merampok rumah Pak Belalang, sedangkan rumahnya penuh dengan gembok, kita mulai dari hari mau masuk malam, kita bergerak mulai sore. semua para perampok setuju dengan rencana kepala perampok tersebut,

Hari mulai berganti malam, para perampok melaksanakan rencananya, setelah mereka mampu menjebol pagar rumah, mereka pun mulai memotong gembok pintu, setelah gembok pintu bisa di potong, hari sudah menunjukan jam 3 malam, ketika mau menjebol pintu rumah, semua para perampok terdiam, dari dalam rumah Pak Belalang berkata kepada anaknya :

  • Belalang!? dimana kau letakkan senapan, sepertinya ada 3 ekor binatang ada didepan pintu rumah kita,

  • Mendengar perkataan Pak Belalang, Belalang terbangun dari tidurnya, dan merasa heran dengan perkataan Pak Belalang,

  • Pak Belalang berkata lebih keras, supaya terdengar sama 3 perampok yang sedang merampok rumahnya, “Bukan senjata angin, senjata laras panjang peluru timah yang biasa kita pergunakan untuk berburu gajah itu,”

  • Mendengar perkataan Pak Belalang, para perampok diluar rumah ketakutan, sehingga berlarian kesegala arah, dan mengurungkan niat mereka untuk merampok rumah Pak Belalang,,

  • Belalangpun sedikit jengkel sambil berkata : Pak,,?? kita ini, jangankan senjata, sebatang bambu untuk dijadikan senjatapun kita tidak punya,

  • Sudah,,, tidurlah,,, besok pagi kau pergilah kepasar, minta uang sama mamakmu, belilah gembok yang lebih besar dari yang terpasang dipintu depan rumah, sebanyak 25 buah gembok, karena gembok kita yang terpasang dipagar dan dipintu rumah kita sudah di potong sama perampok, Belalang terkejut mendengar perkataan Pak Belalang, Belalangpun bertanya-tanya dalam hati, Pak Belalang semakin lama semakin aneh, ya sudahlah namanya juga Pak Belalang, sambil meraih sarungnya dan melanjutkan tidurnya,

Demikianlah kisah Pak Belalang bagian 5 ini, bersambung ke Pak Belalang bagian 6.

9 respons untuk ‘Pak Belalang (Bag. 5)

  1. Assalamualaikum Warohmatullah,,

    Apa yang dikerjakan oleh Pak Belalang, dengan memasang gembok besar-besar di pagar dan dipintu dan jendela rumahnya, bagi orang lain sepertinya hanya sebuah pekerjaan konyol, tapi bagi Pak Belalang, pekerjaan yang hanya memperlihatkan keganjilan selama bertahun-tahun itu, selama bertahun-tahun pula diperolok, dihina dan dipermalukan,

    Ingat, Tuhan Yang Maha Esa Menyukai hal yang ganjil, dari yang ganjil itu seluruh rumah yang ada dikampungnya dirampok oleh para perampok, hanya rumahnya sendiri yang tidak berani di rampok, padahal Pak Belalang itu kaya raya.

    Kesabaran, ketabahan Pak Belalang selama bertahun-tahun dalam menerima hinaan itulah yang membuahkan hasil, bisa dilihat dari sekian banyak rumah yang di rampok hanya rumah Pak Belalang yang tidak jadi di rampok oleh perampok
    .
    Setiap apapun yang kita kerjakan, bukanlah suatu hal yang sia-sia,
    kita yang membuka lahan,
    kita yang menyemai benih,
    kita yang menanam,
    kita yang merawat memelihara,
    Tapi kita semuanya yang ada di dunia inilah yang bisa menikmati hasilnya,

    wassalam,,

    Disukai oleh 5 orang

  2. hasil panen yang kita dapat, dari jerih payah kita, hasilnya bisa dinikmati oleh orang lain,
    kita yang menanam, merawat, ketika yang mendapat hasinya, cukup untuk kita dan cukup pula bagi orang lain,

    orang bisa membeli hasil itu,
    orang bisa menukar dengan yang lain bila menginginkan hasil panen itu,
    orang bisa memasarkan,
    orang bisa menjualkan,
    orang bisa membandingkan dengan hasil panen orang lain,
    bisa memberikan lahan perkerjaan bagi orang lain,
    bisa menambah devisa pendapatan daerah tersebut dari pajak pendapatan,

    Disukai oleh 5 orang

  3. Salam,,
    Raja bila tidak mau istananya kemalingan
    raja membuat pengamanan dengan membuat prajurit
    pengawal istana
    pengawal kerajaan
    pengawal raja

    Begitupun dengan Pak Belalang
    baginya gembok yang besar itu sebagai prajurit
    pengaman rumah Pak Belalang

    Disukai oleh 4 orang

Tinggalkan komentar