Pak Belalang (Bag. 13)

Pak Belalang Bagian 13  ini berisi kisah tentang mimpi Pak Belalang.

Pak Belalang pernah bercerita tentang mimpinya kepada Mamak Kelampayan, dari Mamak Kelampayan kisah mimpi itu diceritakan kepada Si Pincang Si Lumpuh dan Si Lemah,

Pada suatu hari, Pak Belalang pernah bermimpi sembahyang di sebuah mesjid persegi empat di Kabbah Makkah, di dalam mesjid itu Pak Belalang ditemani oleh Kang Kabayan, di dalam mesjid itu nampaklah seorang Sang Imam sedang berceramah, rupanya isi ceramah itu menceritakan tentang kisah Pak Belalang,

Kang Kabayan telah lebih dahulu duduk di dalam mesjid itu, Sang Imam berceramah, “Pak Belalang yang nampak seperti bodoh di mata umum yang pernah kalian dengar pernah kalian baca dalam buku ataupun komik, tidaklah demikian, sesungguhnya Pak Belalang itu adalah seorang hamba Allah yang beriman Taqwa, Taat, Patuh, Sabar, Tabah, Ikhlas, Tawadhu, Tawakkal, selalu mengambil Hikmah dari segala perjalanan, selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, untuk menutupi ketaqwaan ketaatannya, Pak Belalang lebih menonjolkan sifat bodohnya, sifat akal-akalan, dan seolah-olah dinaungi keberuntungan, sesungguhnya manusia itu memang bodoh tak bisa apa-apa, kepintaran hanya milik Allah SWT,

Mendengar ceramah Sang Imam, Kang Kabayan tak kuat menahan rasa geli, ieu Sang Imam teu nyahoeun lamun Pak Belalang anu di caritakeun eta aya di dieu, keudeung deui geh Pak Belalang datang kadieu, Kang Kabayan berpura-pura sujud yang lama bari seuseurian, prilakunya ini dilakukan biar tidak diketahui oleh jemaah yang ada di dalam mesjid itu bahwa Kang Kabayan tertawa geli mendengar ceramah Sang Imam.

Tak lama datanglah Pak Belalang yang tak bisa menyembunyikan rasa gelinya, sambil senyum-senyum tertawa kecil tak kuat menahan rasa geli bahwa yang di kisahkan oleh Sang Imam mesjid itu adalah dirinya, komoh deui eta Kang kabayan, sujud sambil menutupi wajah dan mulut, agar tidak ketahuan kalau lagi tertawa, takut mengganggu kenyamanan penyimak yang lain saat Sang Imam ceramah di dalam mesjid itu,

Tak lama datanglah seorang anak kecil yang berbicara kepada Pak Belalang :

“hei kamu, yang sedang tertawa, kenapa kamu tertawa terus, kamu tahu gak kalo Imam itu sudah Haji,

“Bagi saya, mau dia haji mau dia Rakyat Jelata, mau dia Imam Mesjid, semua sama di mata Tuhan, bukan itu yang membedakan, tapi Derajat Kemuliyaan lah yang menjadi patokan seberapa dekat Hamba dengan Tuhannya.

Sang Imam nampak seperti menghentikan ceramahnya, sambil sedikit melirik dan tersenyum ke arah Pak Belalang, melihat hal itu pak Belalang tak kuasa menahan rasa ingin tertawanya, begitupun dengan Kang Kabayan, Kang Kabayan sampai terpingkal-pingkal, sambil guling-gulingan, ternyata yang menjadi Imam di mesjid itu adalah ……………. rahasia deh, hahahaha,,

Pak Belalang sambil tersenyum-senyum hendak melaksanakan sembahyang, setelah selesai sembahyang, tiba-tiba datanglah Pasukan Keamanan Kabbah itu, badannya besar seperti raksasa,

“Hei kamu, kenapa tertawa terus, kamu itu tau gak, bahwa kamu telah melecehkan Sang Imam,

“Bukan maksud saya mau melecehkan Sang Imam, tapi kehendak Yang di dalam diri ini yang menggerakkan mulut bibir dan suara saya, lagian walaupun itu menurut anda melecehkan, Sang Imamnya juga hanya tersenyum kog, dan tidak merasa dilecehkan, bilang saja kalau yang merasa tersinggung itu kamu, sudah akui saja.

“Kamu melawan yah,

Pasukan keamanan itu langsung memukul pinggang kiri Pak Belalang, Pak Belalang hanya diam saja, tak ada akibat apapun dampak dari pukulan Pasukan Keamanan itu, Pak Belalang hanya tersenyum, geli dan tertawa, di kejauhan terdengar sayup-sayup seseorang sedang mengaji, tak terasa rupanya waktu sudah mau memasuki subuh, terdengar sayup-sayup muadzin bersiap diri hendak melantunkan suara azan subuh, dan Pak Belalang pun terjaga dari mimpinya, ketika terbangun dari mimpi, mulut Pak Belalang masih dalam kondisi tersenyum geli, 🙂

Demikianlah Kisah Pak Belalang bagian 13 ini, semoga barokah manfaat.